Kamis, 26 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia Perwakilan
Indonesia segera mengkaji dampak adanya berbagai aksi demonstrasi mahasiswa
dari berbagai universitas yang menolak sejumlah RUU terhadap perekonomian
Indonesia.
Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan untuk saat
ini pihaknya belum bisa memproyeksikan dampak demo tersebut kepada investasi
dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia hingga 2020, sebab tidak bisa disimpulkan
dengan hanya melihat satu kejadian saja.
“Terlalu dini untuk kita bisa diproyeksi karena kami belum memasukkan variabel
dalam analisis tahun 2019,” katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/9).
Ia menuturkan sebenarnya Indonesia juga dihadapkan dengan risiko eksternal
seperti ketegangan perdagangan global serta melemahnya momentum perdagangan dan
investasi.
“Hal itu juga perlu menjadi perhatian dan Indonesia harus tetap melanjutkan
Iangkah-Iangkah reformasi guna mendiversifikasi perekonomiannya untuk bersiap
meraih peluang terkait perubahan rantai pasokan global,” katanya.
Winfried menjelaskan, para investor jika ingin berinvestasi di suatu negara
tidak akan hanya melihat pada satu faktor saja sebab ada banyak faktor yang
menjadi pertimbangan dalam memilih negara tersebut seperti kemudahan dalam
berusaha, infrastruktur yang memadai, serta kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang baik.
“Ini belum terlambat dan banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan seperti
mempermudah investasi untuk domestik dan asing karena ini krusial. Investasi
infrastruktur juga harus terus dilanjutkan dan sumber daya manusia,” jelasnya.
Menurutnya, Indonesia harus mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya sehingga
mampu bersaing dengan berbagai negara asing yang juga berlomba untuk
mendapatkan investor terbaik.
“Indonesia harus terus bersaing dengan negara lain dan terus melakukan
pembaruan karena negara lain juga terus melakukan perbaikan,” ujarnya.
Winfried menuturkan berdasarkan laporan Asian Development Outlook 2019,
pertumbuhan ekonomi di Asia memang sedang mengalami perlambatan seiring dengan
melemahnya laju investasi dan perdagangan sebelum ada demonstrasi.
ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara sekitar 4,5% untuk 2019 dan 4,7% pada tahun 2020 secara
keseluruhan.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2019 diperkirakan sebesar
5,1% yang turun sedikit dibanding 2018
yakni 5,2%. Perlambatan tersebut disebabkan adanya penurunan kinerja ekspor dan
pelemahan investasi domestik.
Namun Winfried mengatakan bahwa pertumbuhan akan kembali membaik pada 2020,
yaitu sekitar 5,2% dipicu oleh konsumsi domestik yang kuat serta perbaikan
investasi setelah masa pemerintahan baru.
“ADB sangat menyarankan pemerintah untuk segera memperbaiki sistem termasuk
manajemen keuangan publiknya. Ini akan sangat positif dalam menyaring investor
domestik maupun asing,” ujarnya. (sr)