Periode Oktober 2019: HPE Nikel Naik di Tengah Menurunnya HPE Produk Tambang Lainnya

Oleh rudya

Jumat, 27 September 2019

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Fluktuasi harga internasional mempengaruhi penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) periode Oktober 2019. Dibandingkan dengan HPE periode September 2019, sebagian besar komoditas mengalami penurunan HPE. Ketentuan ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 74 Tahun 2019, tanggal 25 September 2019.

“HPE beberapa produk pertambangan mengalami kenaikan maupun penurunan yang disebabkan adanya fluktuasi harga internasional. Produk konsentrat timbal, konsentrat ilmenit, dan nikel yang mengalami kenaikan,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardhana.

Sejumlah produk pertambangan yang dikenakan BK adalah konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat ilmenit, konsentrat rutil, nikel, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian. Perhitungan harga dasar HPE untuk komoditas konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat pasir besi, konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil bersumber dari Asian Metal dan Iron Ore Fine Australian.

Sedangkan konsentrat tembaga, pellet konsentrat pasir besi, konsentrat timbal, konsentrat seng, nikel, dan bauksit bersumber dari London Metal Exchange (LME). Dibandingkan periode sebelumnya, produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga ratarata pada periode Oktober 2019 adalah konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata USD 850,43/WE atau naik sebesar 1,77 persen; konsentrat ilmenit (TiO2 ≥ 45 persen) dengan harga rata-rata USD 235,42/WE atau naik sebesar 9,34 persen; dan nikel (Ni < 1,7 persen) dengan harga rata-rata USD 24,86/WE atau naik sebesar 14,97 persen.

Sedangkan produk yang mengalami penurunan dibandingkan HPE periode sebelumnya adalah konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) dengan harga rata-rata USD 2.353,35/WE atau turun sebesar 0,37 persen; konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe ≥ 62 persen dan ≤ 1 persen TiO2) dengan harga rata-rata USD 74,94/WE atau turun sebesar 19,08 persen; konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe ≥ 50 persen dan (Al2O3 + SiO2) ≥ 10 persen) dengan harga rata-rata USD 38,29/WE atau turun sebesar 19,08 persen; konsentrat mangan (Mn ≥ 49 persen) dengan harga rata-rata USD 246,44/WE atau turun sebesar 10,50 persen; konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata USD 572,54/WE atau turun sebesar 2,06 persen; konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata USD 44,75/WE atau turun 2 sebesar 19,08 persen; konsentrat rutil (TiO2 ≥ 90 persen) dengan harga rata-rata USD 922,51/WE atau turun sebesar 2,13 persen; dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 ≥ 42 persen) dengan harga rata-rata USD 23,61/WE atau turun sebesar 0,69 persen.

Sementara itu, pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 54) dengan harga ratarata USD 117,98/WE tidak mengalami perubahan. Menurut Wisnu, penetapan HPE periode Oktober 2019 ini ditetapkan setelah memperhatikan berbagai masukan tertulis dan koordinasi dari berbagai instansi terkait. (dya)









Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment