Selasa, 1 Oktober 2019
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama-sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong dan Pemerintah Kota Sorong melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Kontingensi Menghadapi Ancaman Gempabumi dan Tsunami di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat yang diselenggarakan di Vega Hotel, Jl. Frans Kaisiepo, Malaingkedi, Sorong Utara, Kota Sorong, Papua Barat,, 1 sampai dengan 5 Oktober 2019.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten bidang 3 Pemerintah Kota Sorong, Ruddy Rudolph Laku bersama BNPB, kalaksa BPBD Kota Sorong, Dandimn1802 dan Kasi Ops Danrem 181 pada Selasa, 1 Oktober 2019.
Penyusunan rencana kontinjensi ini melibatkan 40 orang yang merupakan perwakilan dari BPBD Provinsi Papua Barat, OPD di Kota Sorong, TNI, Polri, BUMN,RSUD, akademisi, NGO, PMI, RAPI, ORARI, BAZNAS, organisasi/instansi penanggulangan bencana terkait dan perwakilan masyarakat.
BNPB dalam kegiatan ini diwakili oleh Kasie Penerapan Rencana Siaga, Dian Andry Puspita Sari, S.Si., S.Pd. Dalam sambutannya disampaikan bahwa latar belakang penyusunan renkon di Kota Sorong selain karena Kota Sorong merupakan salah satu dari 136 daerah sasaran RPJMN 2014-2019, Sorong jg memiliki indeks risiko bencana gempabumi dan tsunami yang tinggi.
Rencana kontingensi merupakan rencana terintegrasi yang berisi upaya-upaya yang akan dilakikan oleh pemerintah daerah serta masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana Renkon yang telah disusun nantinya harus diuji supaya dipahami oleh semua unsur dan direview kembali. Uji dapat dilakukan melalui simulasi kesiapsiagaan bencana. Renkon ini baiknya disahkan oleh pemerintah daerah agar dapat dipedomani bersama.
Pelaksanaan workshop penyusunan renkon dilakukan dengan metode partisipatif yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh peserta karena perencanaan kontingensi didasarkan pada prinsip2 bahwa penyusunan dilakukan bersama, skenario dan tujuan disepakati bersama dan dilakukan secara terbuka. Dalam renkon juga ditetapkan peran dan tugas setiap pelaku sehingga diharapkan Kota Sorong lebih siap dalam menghadapi potensi terjadinya suatu kondisi darurat bencana. (udy)