Konsumsi Kedelai Lokal Ditingkatkan untuk Kurangi Impor

Oleh sukri

Rabu, 2 Oktober 2019

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Perum Bulog bersama-sama mendorong promosi konsumsi kedelai lokal untuk mengurangi ketergantungan kedelai impor.

Asisten Deputi Pangan dan Pertanian Kemenko Bidang Perekonomian, Darto Wahab mengemukakan kebutuhan kedelai untuk konsumsi masyarakat cukup tinggi sekitar 4,4 juta ton atau setara Rp 20 triliun. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat harus didatangkan dari luar atau impor, yakni Amerika Serikat sekitar 3,3 juta ton.

“Pemerintah terus mendorong petani tanam kedelai yang kadar proteinnya lebih tinggi dibanding kedelai impor. Selanjutnya kita koneksikan dan promosikan untuk kebutuhan sehari-hari di rumah sakit, sekolahan, TNI, Polri, hotel, kafe dan komunitas khusus lainnya,” kata Darto Wahab, Selasa (1/10).

Darto optimistis tren konsumsi kedelai lokal bisa semakin meningkat ketimbang produk impor. Pasalnya, selama ini petani sudah tanam kedelai lokal dengan baik.

Hanya saja, kedelai lokal yang ditanam petani kalah bersaing dengan kedelai impor. Sebab, harga kedelai impor sangat murah Rp 4.800/kg, sedangkan kedelai lokal Rp 6.800/kg.

Menurut dia, melalui pasar khusus seperti rumah sakit, sekolahan, TNI, Polri dan lainnya itu, petani akan terbantu dan masih bisa menjual dengan harga Rp 6.800 per kilogram.

Dengan pasar khusus perekonomian masyarakat khususnya petani akan bergerak, pengepul dan industri hilirnya pun berkembang. Masyarakat yang mengkonsumsi kedelai lokal juga sehat

Ada pun potensi budidaya kedelai lokal cukup tinggi, pasarnya luas dan memiliki rasa khas serta menyehatkan. Sebanyak 72%  kedelai lokal diproses di Jawa dan ditanam di Jawa.

Ia menyebutkan kedelai telah menopang 92.000 industri kecil dan menengah (IKM) dan menjadi sumber penghasilan masyarakat. Dari jumlah tersebut, 50 persen industri tempe dan 40 persennya berasal dari industri tahu, sisanya 10%  dari industri kecap, tauco dan olahan.

Menurut Darto, sebagai sumber protein yang murah dibanding daging ayam, telor dan ikan, keberadaan kedelai lokal bisa dikembangkan dengan baik dari hulu hingga hilir. IKM pun perlu jaminan bahan baku untuk keberlanjutan usahanya.

“Sebagai sumber protein yang murah, pemerintah perlu terus mendorong perluasan budidaya kedelai lokal. Keberadaan kedelai lokal, juga bisa menghemat devisa negara, dan mengurangi risiko kelangkaan bahan baku,” kata dia. (sr)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment