Kamis, 24 Oktober 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan akan fokus
untuk mendukung konektivitas transportasi yang terhubung dengan sektor
pariwisata, dan logistik saat dirinya ditunjuk kembali di posisi sama oleh
Presiden Joko Widodo.
“Presiden memberikan perintah yang sederhana namun tidak mudah mengerjakannya.
Presden mengatakan infrastruktur masih menjadi prioritas untuk dilanjutkan.
Yang membedakan kedepan kita akan lebih fokus membuat prioritas di mana saja
yang harus dibangun, di mana saja yang harus di-care,” kata Menhub
Budi, Rabu (23/10).
Hal tersebut disampaikan dalam acara penyambutan dan arahan Menteri Perhubungan
Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 di Kantor Pusat Kementerian
Perhubungan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Pada acara penyambutan Menhub, turut dihadiri oleh seluruh pejabat Eselon I,
Eselon II, Eselon III dan Eselon IV di lingkungan Kementerian Perhubungan,
mitra kerja BUMN bidang perhubungan dan mitra kerja asosiasi bidang
perhubungan.
Untuk itu, Menhub menjelaskan, untuk satu tahun ke depan akan fokus membangun
konektivitas transportasi untuk mengembangkan lima Destinasi Wisata Super
prioritas untuk mewujudkan “Bali Baru” di Indonesia yaitu Mandalika,
Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur dan Manado (Likupang).
“Pemerintah telah menetapkan lima Destinasi Pariwisata Super prioritas yang
akan dijadikan sebagai ‘Bali Baru’. Untuk itu perlu dibangun berbagai infrastruktur
dan fasilitas transportasi seperti bandara, pelabuhan, dan aksesibilitas. Tugas
yang diberikan presiden itu ketat, kalau sekarang diukur kegiatan itu akan
memberikan dampak yang baik atau tidak bagi masyarakat jadi semua harus
terukur,” jelasnya.
Kementerian Perhubungan juga fokus mewujudkan konektivitas transpotasi untuk
mendukung logistik. Ia mengatakan, akan mengintensifkan Pelabuhan-pelabuhan
seperti Tanjung Priok agar arus bongkar muat (troughput) peti kemas
semakin meningkat.
Tujuannya
agar semakin besar kapal yang datang, sehingga semakin ekonomis. Diharapkan
indeks logistik, angka ekspor dan devisa bisa meningkat, namun biayanya semakin
ekonomis atau turun.
“Intinya Presiden meminta kami untuk memastikan apa yang kita bangun dan
kembangkan itu bisa delivered atau dirasakan langsung manfaatnya
oleh masyarakat. Tentunya untuk mewujudkan itu, kami tidak bisa bekerja
sendiri. Perlu kolaborasi dengan berbagai mitra kerja dan melibatkan sektor
swasta dalam pembangunan infrastruktur transportasi,” kata Budi Karya. (sr)