Jumat, 1 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Indeks Kesehatan Finansial dari survei yang dilakukan
perusahaan layanan keuangan GoBear menunjukkan sebanyak 63% pekerja di
Indonesia tidak memiliki tabungan yang cukup jika mengalami Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK).
Hal itu karena kesadaran penduduk Indonesia untuk merencanakan keuangan masih
rendah.
Country Director GoBear Indonesia Tris Rasika, Kamis (31/10), menjelaskan
Indonesia memperoleh skor 7,5 dari rentang nilai 1-10 terkait pekerja yang
merasa aman terkait keuangan. Namun baru 37% di antara mereka yang memiliki
tabungan cukup untuk enam bulan, jika kehilangan sumber pendapatan utama atau
PHK.
“Orang Indonesia merasa aman secara keuangan dengan nilai 7,5 dari skala
1-10, namun baru sebagian yang memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan
hidup lebih dari enam bulan jika mereka kehilangan sumber pendapatan
utamanya,” ujar Tris.
Beberapa hasil dari survei tersebut menunjukkan penduduk Indonesia belum
memulai perencanaan keuangan meski sudah berusia 35 tahun. Penduduk Indonesia
ketika berusia 41 tahun bahkan baru mempersiapkan dana pensiun dan pada usai 45
tahun merasa dana pensiun yang dikumpulkan sudah cukup.
Hal ini juga menjadi ironi karena sebenarnya penduduk Indonesia memiliki
pengetahuan yang baik mengenai produk dan jasa keuangan. Sayangnya belum
diikuti dengan perencanaan keuangan yang baik.
Survei GoBear menunjukkan sebanyak 43% masyarakat Indonesia merasa lebih mudah
mengakses produk-produk keuangan dibandingkan dengan orang lain. Namun jumlah
rata-rata produk keuangan yang dimiliki tiap responden hanya 7,91 produk dari
18 produk keuangan.
“Yang paling banyak dimiliki orang Indonesia adalah produk tabungan dan
asuransi kesehatan,” ujar dia.
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara kuantitatif secara daring terhadap
karyawan di empat negara yakni Indonesia, Hong Kong, Singapura dan Thailand.
Sayangnya, GoBear tidak menyebutkan jumlah responden di masing-masing negara.
GoBear – yang menamakan dirinya sebagai supermaket keuangan – hadir di
Indonesia pada awal tahun ini. Platform GoBear Indonesia, kata Tris, akan
membantu pengguna menemukan produk keuangan yang paling tepat berdasarkan
profil dan kebutuhan mereka.
Di Asia, GoBear juga hadir di Singapura, Hong Kong, Malaysia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam. GoBear Indonesia sudah tercatat di Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dengan No. S-97/MS.72/2019 dan tergabung sebagai anggota di Asosiasi
Fintech Indonesia (AFTECH). (ki)