Senin, 4 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan tetap
fokus memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), agar lebih
produktif, kreatif dan inovatif.
Langkah strategis ini dinilai akan mendukung upaya pemerintah dalam mendorong
perekonomian yang inklusif.
“Sebab, sektor IKM adalah mayoritas dari populasi industri di Indonesia.
Sehingga sektor ini diharapkan menjadi tulang punggung perekonomian nasional,”
kata Menperin, Sabtu (2/11).
Hingga saat ini, jumlah IKM di dalam negeri melampaui 4,4 juta unit usaha atau
mencapai 99 persen dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air.
Selain itu, sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga
10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65% dari sektor industri secara
keseluruhan.
Dalam upaya menumbuhkan wirausaha baru khususnya sektor IKM, Kemenperin telah
menjalankan berbagai program strategis seperti pembinaan yang dilakukan di
sentra-sentra, melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan, serta
memfasilitasi kegiatan workshop e-Smart IKM.
“Sesuai arahan Presiden, secara khusus memang menekankan pula pada pengembangan
sektor IKM,” tegasnya. Bahkan, untuk mendukung penumbuhan IKM di luar Pulau
Jawa, Kemenperin telah berhasil membangun 22 sentra IKM sepanjang tahun
2015-2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 sentra sudah beroperasi.
Guna menggenjot produktivitas, Kemenperin telah melaksanakan program
restrukturisasi mesin dan peralatan produksi kepada 341 pelaku IKM sepanjang
2015-2018, dengan nilai investasi sebesar Rp 144,65 Miliar.
Mesin dan alat tersebut antara lain diberikan kepada pelaku IKM alat angkut,
sandang, aneka, barang dari kayu, furnitur, kimia, logam, mesin, serta pangan.
Badan Pusat Statistik melaporkan, pertumbuhan produksi industri manufaktur
mikro dan kecil, pada triwulan III-2019 naik sebesar 6,19% (y-on-y) terhadap
triwulan III-2018. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi
industri komputer, barang elektronika dan optik, sebesar 24,36%.
Selanjutnya, industri manufaktur mikro dan kecil yang juga mengalami kenaikan
tertinggi, yakni industri percetakan dan reproduksi media rekaman (naik 16,23%),
industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (naik 9,79%), industri
pengolahan tembakau (naik 9,68%), serta industri minuman (naik 9,67%). (ki)