Kamis, 28 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mencatat
ekspor industri terigu nasional dan aneka produk turunannya mencapai US$ 623, 8
juta atau senilai Rp 8,7 triliun hingga September 2019.
Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang menyebutkan kontribusi terbesar dari
ekspor tersebut berasal dari produk turunan tepung terigu yang mencapai US$
558,17 juta atau sekitar Rp 7,8 triliun.
“Nilai ekspor seluruh produk turunan secara nasional senilai Rp 7,8
triliun. Terigu ini menjadi agen yang menarik juga produk-produk pertanian
lainnya, seperti telur, dan terbanyak minyak kelapa sawit,” kata Franky
Welirang, sapaan akrabnya, saat ditemui di PT Indofood Sukses Makmur Tbk,
Divisi Bogasari, Jakarta Utara, Rabu (27/11).
Franky yang juga Direktur PT Indofood Sukses Makmur tersebut menjelaskan tujuan
ekspor utama untuk produk turunan tepung terigu, yakni China, Malaysia,
Filipina, Myanmar, Vietnam, Australia, Thailand, Amerika Serikat, Timor Leste,
Hong Kong dan Singapura.
Setelah produk turunan, kontribusi ekspor terbesar kedua adalah “by
product” atau dedak gandum, yang sampai September 2019 ini sudah mencapai
267.848 ton dengan nilai US$ 50,8 juta atau setara sekitar Rp 711 miliar.
Produk akhir dari dedak gandum ini antara lain berupa pellet, pollar, dan bran,
yang merupakan pakan ternak. Filipina, Vietnam, Thailand dan Korea Selatan
menjadi tujuan utama ekspor dedak gandum.
Sementara itu, volume ekspor tepung terigu nasional mencapai 34.759 metrik ton
dengan nilai US$ 14,8 juta atau sekitar
Rp 207 miliar.
Tujuan utama ekspor terigu nasional, yakni Papua Nugini, Timor Leste, Vietnam
dan Singapura.
“Dari total volume ekspor secara nasional tersebut, Bogasari berkontribusi
sebesar 230.162 ton atau senilai Rp 763,6 milliar. Produk Bogasari yang
diekspor tersebut adalah tepung terigu, pasta dan by product,” kata
Franky. (sr)