Kamis, 28 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi
Luhut B Pandjaitan mengundang perusahaan kimia asal Jerman BASF untuk
berinvestasi di Indonesia.
Tawaran itu disampaikan Luhut Pandjaitan saat mengunjungi kantor pusat salah
satu perusahaan kimia terbesar di dunia, BASF, di Ludwigshafen, Jerman, Rabu
(27/11). Dalam kunjungan tersebut turut hadir Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia serta Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas
Oegroseno.
Dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, Luhut Pandjaitan menjelaskan pemerintah
Indonesia kini sedang bertransformasi dari negara pengekspor yang berbasis
komoditas menjadi pengekspor barang dengan nilai tambah.
“Puluhan tahun kami hanya mengekspor bahan mentah, diolah di luar negeri
lalu diimpor lagi ke Indonesia. Sekarang kami ingin mengubahnya, diolah di
Indonesia agar ada nilai tambah bagi masyarakat,” jelas Luhut Pandjaitan.
Sebagai contoh Luhut mengatakan Indonesia memiliki potensi besar karena
berbagai komponen pendukung pembuatan mobil listrik ada di Indonesia dan
Indonesia juga yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
“Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai bijih nikel kadar
rendah atau limonite (dengan kandungan nikel 0,8%-1,5%) yaitu bahan baku untuk
memproduksi baterai lithium ion. Sekitar 70%-80% komponen utama kendaraan
listrik yaitu baterai lithium ada di Indonesia,” katanya.
VP of Business Management at BASF Battery Materials Europe Daniel Schönfelder
yang menerima kunjungan rombongan Luhut menjelaskan potensi Indonesia sejalan
dengan misi perusahaannya yang saat ini adalah salah satu pemain utama sebagai
produsen baterai mobil listrik.
“Elektrifikasi kendaraan saat ini sedang berlangsung terutama di kawasan
Uni Eropa. Walaupun pangsanya masih kecil, tetapi diperkirakan akan tumbuh
subur karena semakin banyak konsumen memilih produk yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan,” katanya.
Menurut Schönfelder, perusahaan tersebut akan menambah proporsi nikel pada
produksi baterai kendaraan listrik mereka untuk meningkatkan performanya.
Namun, pihaknya mempertanyakan soal kemungkinan tingginya biaya terkait
lingkungan hidup.
Menanggapi hal tersebut, Luhut mengatakan Presiden Joko Widodo telah memerintahkan
setiap kebijakan yang dibuat harus memikirkan nasib generasi yang akan datang.
Oleh karena itu, Luhut memastikan tidak akan membuat kebijakan yang merusak
lingkungan.
“Jadi jika Anda ingin berbisnis dengan harga yang kompetitif, logistik
yang murah, sambil membantu kami menekan angka kemiskinan, serta ramah
lingkungan datanglah ke Indonesia,” pungkas Luhut. (ki)