Selasa, 3 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro kembali mendorong semua pihak melakukan
inovasi yang dapat menghidupkan kembali industri Indonesia.
“Inovasi itu dibutuhkan untuk supaya industri kita hidup kembali, supaya
kita tidak kebingungan sendiri ketika kontribusi manufaktur terhadap PDB
(produk domestik bruto) tahu-tahu sudah di bawah 20%,” ujar Menristek/Kepala
BRIN Bambang ketika menghadiri Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional (DRN) di
Hotel Aryaduta, Senin (2/12).
Menurut Bambang, kontribusi manufaktur terhadap PDB, meskipun masih paling
besar dari pada sektor lain seperti pertanian dan perdagangan, sudah di bawah
20%.
Padahal dulu rumus menjadi negara maju yaitu manufaktur harus menyumbang 30% kepada PDB atau malah lebih, menurut mantan
kepala Bappenas itu, seperti yang dulu dilakukan Korea Selatan dan Jepang
hingga akhirnya bisa masuk kategori negara maju.
Berdasarkan alasan itu Bambang menekankan bahwa Indonesia harus mendorong
kembali inovasi agar industri Indonesia dapat kembali menemukan bentuknya agar
lepas dari industri yang hanya melakukan perakitan atau merangkai produk yang
inovasinya dimiliki oleh pihak lain.
Padahal, kata Menristek/Kepala BRIN, nilai tambah yang dihasilkan dari
merangkai itu rendah, hanya sekitar 20% dari total nilai tambah.
“Nilai tambah terbesar itu dari product development yaitu dari inovasi
yang diusulkan tadi. product development tidak bisa datang dari langit atau
bersemedi lama tahu-tahu muncul inovasi, itu pasti turunnya dari kegiatan
research dan development yang serius, yang tujuan akhirnya untuk sampai
mendukung product development,” ujar dia.
Jika Indonesia bisa menguasai pengembangan produk dan pembuatannya, kata dia,
maka akan muncul 70% nilai tambah dan dari situ industri Indonesia bisa maju ke
arah yang benar. (sr)