Rabu, 11 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Salah satu jalur kereta di Ibu Kota Jepang, Tokyo, yang
dioperasikan oleh Tokyo Metro, yakni Marunouchi Line memiliki waktu kedatangan
(headway) yang sangat singkat, yakni hanya satu menit 50 detik.
Director International Relations Department Corporate Planning Headquarters
Tokyo Metro Co.Ltd Naoto Kimura dalam paparannya di Tokyo Metro Comprehensive
Learning and Training Center, Tokyo, Rabu (11/12), mengatakan upaya tersebut
dilakukan untuk melayani banyaknya penumpang yang harus diangkut, terutama di
jam-jam sibuk, seperti jam pergi dan pulang bekerja.
“Saking banyaknya penumpang yang kami angkut jadi headway-nya pendek
sekali. Terpendek itu satu menit 50 detik,” kata Kimura.
Headway atau waktu kedatangan merupakan rentang waktu kedatangan antara
satu kereta dengan kereta lainnya.
Saat ini, Tokyo Metro mengangkut rata-rata 7,58 juta penumpang per hari
dengan mengoperasikan 2.719 kereta yang menghubungkan 179 stasiun.
Total panjang lintasannya, yakni 195,1 kilometer dengan sembilan lintasan, di
antaranya Ginza Line sepanjang 14,3 kilometer, Marunouchi Line 27,4 kilometer,
Hibiya Line 20,3 kilometer, Tozai Line 30,8 kilometer, Chiyoda Line 24,0
kilometer, Yurakucho Line 38,3 kilometer, Hanzomon Line 16,8 kilometer, Namboku
Line 21,3 kilometer dan Fukotoshin Line 11,9 kilometer.
Dengan banyaknya penumpang yang diangkut, Kimura menjelaskan, pendapatan paling
besar masih disumbang dari tiket (farebox), yakni 85% dan 15% lainnya (non-farebox), yakni dari iklan
serta penyewaan ruang-ruang komersial di sekitar stasiun.
Kimura menyebutkan penjualan bersih (net sales) sepanjang 2018 oleh Tokyo Metro
sendiri, yakni US$ 3,6 miliar atau setara dengan Rp 50,3 triliun dengan asumsi
nilai tukar Rp14.000 per dollar AS .
Sementara itu, lanjut dia, penjualan bersih berikut dengan grup perusahaan
mencapai empat miliar dolar AS atau setara dengan Rp 55,9 triliun.
“Kami juga berencana melakukan IPO (penawaran saham perdana ke publik) ke
depan,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Pakar dari Japan International Cooperation Agency (JICA)
Hideaki Tanaka menyebutkan modal share masyarakat yang menggunakan kereta api
mencapai 48 persen, bus tiga persen, sepeda 14%, jalan kaki 23% dan mobil 12% .
“Dibandingkan dengan kota besar lainnya di negara maju di dunia, seperti Seoul,
London, New York dan Beijing, Jepang masih menduduki posisi tertinggi dalam
penggunaan kereta,” katanya. (ki)