Selasa, 17 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani
khususnya di wilayah Subang, Jawa Barat, dapat memanfaatkan alat dan mesin
pertanian (alsintan) canggih sehingga produktivitas meningkat dan waktu
penanaman padi dapat lebih efisien.
Hal itu disampaikan Mentan saat mengunjungi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
(BBPadi) di Jalan Raya Patok Besi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (16/12).
Mentan pun melihat langsung deretan mesin-mesin canggih robot tanam seperti
Traktor Aotonomos dan Mesin Drone penebar padi yang memiliki kapasitas 15 kilogram.
“Dengan teknologi, saya berharap tidak mendengar adanya penurunan produksi
di Kabupaten Subang. Gunakanlah alat canggih yang ada ini dan pakailah benih
hebat ini, supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian
ini,” kata Syahrul, Selasa (17/12).
Syahrul mengatakan, penggunaan teknologi diharapkan mampu meningkatkan produksi
padi di Kabupaten Subang pada tahun-tahun mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Subang Ruhimat berjanji akan mempertahankan
Kabupaten Subang sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Ia berharap para
penyuluh, petani dan pihak lainnya bersama-sama membangun gerakan pertanian
modern untuk mendukung ketahanan pangan.
“Dengan BBPadi dan inovasi pertanian di Subang, saya optimis kehadiran
bapak membawa semangat kepada Subang untuk terus menjadi wilayah lumbung padi
nasional,” kata Ruhimat.
Ada pun pengelolaan padi yang dilakukan BBPadi Kementan sudah menggunakan
mekanisasi dan teknologi berbasis Internet of Thing (loT), Cyber-physical
System, dan Management Information System.
Basis teknologi ini diterapkan pada mesin-mesin Drone, Robot Tanam, Traktor
Perahu atau Boat tractor dan Traktor Roda Crawler Otomatis.
Selain itu, BBPadi juga telah menerapkan teknologi “sheet pipe system”
untuk mengatur tata air sehingga berjalan efektif dalam mendukung peningkatan
hasil gabah terutama pada musim kemarau.
Hasil produksi yang dihasilkan di antaranya beras merah inpara 24, beras
jelateng, beras padjadjaran agriran dan beras inpari 33. (ki)