Kamis, 2 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Petrokimia Gresik kembali melakukan penetrasi pasar pupuk ke
India dengan mengekspor sebanyak 26 ribu ton pupuk NPS 20-20-0+13S NPS dalam bentuk curah ke negara itu, sebagai
bagian ekspor lanjutan yang telah dilakukan sebelumnya.
Direktur Utama Petrokimia, Rahmad Pribadi dalam keterangan persnya di Gresik,
Rabu (1/1) mengatakan selama tahun 2019, perusahaan BUMN bidang pupuk itu telah
tujuh kali mengekspor pupuk NPS ke India, dengan total kuantum sebesar 188,98
ribu ton.
“India sebagai negara dengan perekonomian yang sedang berkembang pesat
menjadi pasar utama pupuk NPS Petrokimia Gresik,” katanya.
Rincian ekspor yang telah dilakukan Petrokimia ke India masing-masing 27,5 ribu
ton pada Maret, 26,3 ribu ton (April), 27 ribu ton (Mei), 27,1 ribu ton
(Agustus), 27,3 ribu ton (Oktober), 27,5 ribu ton (November), dan 26 ribu ton
(Desember).
“Saat ini perusahaan sedang menjalankan program Transformasi Bisnis
Petrokimia Gresik (TBPG), dimana perusahaan ingin mewujudkan diri menjadi
produsen pupuk dan bahan kimia untuk solusi agroindustri. Sekaligus memperkuat
posisi perusahaan di sektor komersial, sebagai antisipasi atas wacana
pengalihan subsidi pupuk oleh pemerintah,” katanya.
Ekspor ke India, kata dia, juga bertujuan untuk memperkuat pasar pupuk
komersial mancanegara.
“Untuk memperkuat captive market di India, pada bulan November 2019
kemarin, Petrokimia Gresik telah menandatangani Memorandum of Understanding
(MoU) dengan Gujarat State Fertilizers and Chemical untuk kuantum 200 ribu ton
pupuk NPS yang akan diekspor pada tahun 2020” katanya
Selain pupuk NPS, India juga menjadi negara tujuan ekspor pupuk jenis Urea dan
ZK, dan hingga penghujung tahun 2019 Petrokimia tercatat telah mengekspor ke
India pupuk Urea sebesar 133 ribu ton dan ZK 800 ton. Dengan demikian, total
ekspor pupuk komersil Petrokimia Gresik ke India mencapai 323 ribu ton.
“Untuk memperluas penetrasi ekspor, Petrokima Gresik juga aktif menjajaki
kerja sama penjualan ke pembeli di negara lain, terutama di Asia dan
Afrika,” katanya.
Sementara itu, Petrokimia saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk dan
non-pupuk sebesar 8,9 juta ton.
Dari jumlah itu, Rahmad memastikan bahwa ekspor dilakukan setelah pihaknya
tuntas memenuhi alokasi pupuk bersubsidi sebagai upaya mendukung pemerintah
dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Penetrasi pasar ekspor juga sebagai upaya mendukung pemerintah dalam
menekan defisit neraca perdagangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional,” katanya. (ki)