Selasa, 7 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil
Lahadalia menilai masalah di perairan Natuna, Kepulauan Riau, tidak akan
berpengaruh terhadap investasi China di Indonesia.
“Kalau berbicara persoalan Natuna dan investasi adalah dua hal yang
berbeda. Investasi adalah investasi, hubungan bisnis antara kedua belah pihak.
Sementara kalau Natuna adalah urusan kedaulatan,” katanya, Selasa (7/1).
Menurut dia, penyelesaian persoalan Natuna adalah dalam tataran hubungan
diplomasi yang baik. Diharapkan hubungan diplomasi yang baik akan mendukung
proses investasi kedua pihak.
“Tugas saya adalah bagaimana meyakinkan mereka (investor) bagaimana
Indonesia adalah tempat yang positif bagi investasi,” pungkasnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan tidak ada tawar-menawar mengenai
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama yang terkait
teritorial negara di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
“Tidak ada yang namanya tawar-menawar mengenai kedaulatan, mengenai teritorial
negara kita,” kata Presiden Joko Widodo saat membuka Sidang Kabinet Paripurna
di Istana Negara Jakarta, Senin.
Ia mengatakan hal tersebut berkaitan dengan memanasnya tensi hubungan
diplomatik antara Indonesia dengan China dalam beberapa hari terakhir lantaran
sejumlah kapal nelayan China masih bertahan di Perairan Natuna hingga saat ini.
Kapal-kapal asing tersebut bersikukuh melakukan penangkapan ikan yang berjarak
sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
Sementara TNI sudah mengerahkan delapan Kapal Republik Indonesia (KRI)
berpatroli untuk pengamanan Perairan Natuna, Kepulauan Riau, hingga Senin
(6/1). (sr)