Senin, 13 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Indonesia (BI) berencana akan memperluas penggunaan
Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dengan menyasar sistem pembayaran
untuk jalan tol hingga tiket transportasi umum.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Sistem Pembayaran BI Ricky Satria
mengatakan sekarang jalan tol dan transportasi umum masih menggunakan sistem
pembayaran nontunai melalui kartu yang dikeluarkan oleh perbankan.
“Kapannya saya belum bisa kasih kepastian, tapi kita lagi mencoba yang paling
cocok efisien itu yang mana,” katanya di Makassar, Sulawesi Selatan,
Sabtu (11/1).
Ricky menuturkan sebenarnya rencana tersebut akan direalisasikan pada 2020,
namun hingga kini pihaknya masih melakukan berbagai pengembangan yang
menyangkut QRIS berbasis Customer Presented Model (CPM) ini.
“Sebenarnya kan tahun ini tapi itu belum tentu juga karena kita butuh bikin
speknya dulu. Speknya sedikit kok tapi kompleks karena melibatkan satu device
dan edukasi yang agak double,” katanya.
Ricky menuturkan pihaknya kini sedang mengembangkan teknologi terkait QRIS
berbasis CPM tersebut dengan menggandeng 23 Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP).
Ia menjelaskan dalam mengembangkan QRIS berbasis CPM perlu adanya standarisasi
untuk QR Code, scanner, aplikasi POS, dan edukasi ulang kepada merchant.
Hal itu dilakukan sebab QRIS berbasis CPM merupakan sistem pembayaran yang
transaksinya dilakukan oleh pembeli dengan menunjukkan QRIS nya kepada merchant.
Sedangkan QRIS berbasis Merchant Presented Mode (MPM) yang sudah ada saat
ini sistem penggunaannya yaitu merchant menunjukkan QRIS kepada pembeli
saat bertransaksi.
“Kemarin kita bertemu dengan merchant kecil yang MPM nya terpasang dan
CPM nya juga terpasang, secara behaviour mereka bingung karena implementasinya
kan berbeda,” ujarnya.
Ia melanjutkan QRIS berbasis CPM lebih menyasar usaha berskala besar dan
berbagai layanan lain seperti transportasi umum, jalan tol, serta parkir.
Sementara untuk QRIS MPM menyasar para pedagang berskala kecil seperti UMKM
karena lebih mudah digunakan maupun diadopsi oleh para merchant.
“Merchant kecil memang paling enak pakai MPM. Kalau CPM yang existing karena
mereka ada scan. Itu lebih cocok sebetulnya,” ujarnya. (ki)