Kamis, 16 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rokok kretek filter
menjadi salah satu komoditas yang memberikan kontribusi besar terhadap
garis kemiskinan dengan angka sebesar 11,17% di perkotaan dan 10,37% di perdesaan.
“Rokok kretek filter menjadi terbesar kedua terhadap garis
kemiskinan,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/1).
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2019, rokok masuk
jajaran untuk komponen makanan penyumbang garis kemiskinan.
Komponen makanan yang berada di posisi pertama adalah beras yang memberikan
sumbangan sebesar 20,35% di perkotaan
dan 25,82% di perdesaan.
Selain itu posisi ketiga adalah telur ayam ras 4,44% di perkotaan dan 3,47% di perdesaan, dan
selanjutnya daging ayam ras 4,07 di perkotaan dan 2,48% di perdesaan.
Kemudian disusul mie instan sebesar 2,32% di perkotaan dan 2,16% di perdesaan, gula pasir 1,99% di perkotaan
dan 2,78% di perdesaan hingga kopi bubuk dan instan 1,87% di perkotaan dan 1,88% di perdesaan.
Sedangkan komponen bukan makanan penyumbang garis kemiskinan terbesar baik di
perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan
perlengkapan mandi.
BPS menilai peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan
peranan bukan makanan terhadap garis kemiskinan yakni mencapai 73,75%.
Menurut BPS, garis kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum
kebutuhan makanan dan nonmakanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan
miskin.
Dengan kata lain, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Garis kemiskinan pada September 2019 sebesar Rp 440.538 per kapita per bulan
atau naik 7,27% dibandingkan periode sama tahun 2018. (ki)