Senin, 27 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Salah satu agen jasa wisata asal Indonesia PT Cahaya
Matahari Rembulan menghentikan sementara waktu penjualan tiket untuk wisatawan
China yang akan melakukan perjalanan ke Kota Solo, menyusul merebaknya virus
korona di negara tersebut.
“Kami menghentikan sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan,”
kata Direktur PT Cahaya Matahari Rembulan Pupun Pantiana Gunmantono di Solo,
Minggu (26/1).
Menurut dia, sebelumnya pemerintahan setempat sudah melarang penerbangan dari
China ke luar negeri akibat kondisi tersebut. Bahkan, agen harus melakukan
“refund” tiket kepada pelanggannya di China.
Terkait hal itu, pihaknya mengaku harus melakukan revisi terhadap sejumlah
rencana bisnis yang telah disusun mengingat selama ini Tiongkok menjadi pasar
utama PT Cahaya Matahari Rembulan.
Sementara itu, terakhir kali PT Cahaya Matahari Rembulan mendatangkan wisatawan
dari Kunming, China, pada minggu lalu sebelum akhirnya menghentikan sementara
waktu penjualan tiket untuk rute tersebut.
“Itu rombongan terakhir kami sebelum akhirnya berhenti dulu. Selanjutnya
kami akan membawa turis lagi kalau memang wabah ini sudah mereda,”
katanya.
Sementara itu, Bandara Adi Soemarmo Surakarta berupaya mengantisipasi
penyebaran virus korona dengan menyiapkan alat thermal scan di jalur menuju
gate imigrasi.
“Sejak ramai pemberitaan wabah virus korona, sampai sejauh ini belum ada
temuan indikasi pendatang yang terjangkit virus masuk ke Solo,” kata
Airport Operation and Safety Senior Manager Bandara Adi Soemarmo Goentoro.
Meski demikian, pihaknya tetap memantaunya sesuai dengan prosedur. Sebagaimana
diketahui, virus korona tengah merebak di China. Sedangkan Bandara Adi Soemarmo
sendiri memiliki penerbangan langsung dengan rute Solo-Kunming, China.
“Meski demikian, pemasangan alat thermal scan tersebut tidak hanya
diperuntukkan bagi penumpang dari Kunming tetapi juga untuk memastikan suhu
tubuh seluruh penumpang dari penerbangan internasional,” katanya.
Ia mengatakan pemasangan alat thermal scan sendiri sudah dilakukan sejak lama
sebagai bagian dari prosedur kekarantinaan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Menurut dia, alat tersebut selalu aktif untuk memantau penyebaran virus dari
luar negeri. (ki)