Rabu, 5 Februari 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Presiden Joko Widodo Rabu (5/2) pagi, meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Sebelum meresmikan monumen, Presiden Jokowi yang tiba pukul 10.30 WIB, terlebih dahulu meninjau rumah Ibu Negara Pertama Republik Indonesia (RI) tersebut.
Di dalam rumah yang menjadi museum terdapat sejumlah memorabilia, antara lain mesin jahit kuno yang dipakai untuk menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Monumen istri dari Presiden Pertama RI, Soekarno, yang juga merupakan penjahit bendera pusaka merah putih ini, berdiri kokoh di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Monumen ini adalah karya seniman Nyoman Nuarta. Fatmawati menikah dengan Presiden Soekarno pada 1 Juni 1943 dan dianugerahi 5 orang anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
Pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Fatmawati dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, melalui surat Keputusan Presiden RI No 118/TK/2000 tanggal 4 November 2000. Sebagai tanda peresmian, Presiden Jokowi melakukan penekanan tombol sirene, pembukaan selubung monumen, dan penandatanganan prasasti.
Pada kesempatan itu Jokowi menyampaikan bahwa Fatmawati merupakan seorang tokoh pahlawan bangsa yang sangat berjasa, baik kepada bangsa maupun negara. ”Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu tapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh ke depan,” tutur Jokowi, dikutip laman Sekretariat Kabinet.
Atas jasa Ibu Fatmawati, menurut Presiden, bangsa Indonesia memiliki Bendera Pusaka Merah Putih, yang dijahit dengan tangan sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka. ”Sebagai Ibu Negara Republik Indonesia yang pertama, Ibu Fatmawati selalu setia mendukung perjuangan Presiden Soekarno, selalu memberikan keteladanan tentang pentingnya pengorbanan, dan selalu menekankan pentingnya menjaga semangat, menjaga mimpi di tengah keterbatasan-keterbatasan yang ada,” ujar Presiden.
Monumen ini, sambung Presiden, menjadi penanda bukti hormat atas perjuangan Ibu Fatmawati. ”Mengingatkan kita semua anak-anak bangsa, generasi penerus untuk meneladani sikap kenegarawanan Ibu Fatmawati, memotivasi bangkitnya sikap-sikap kepahlawanan, rela berkorban untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,” tambah Presiden.
, Presiden juga menyampaikan bahwa monumen yang sangat indah ini merupakan karya salah satu maestro patung Indonesia, Nyoman Nuarta. Ia menambahkan bahwa Nyoman Nuaerta merupakan perupa asal Bali yang mempersembahkan karyanya untuk masyarakat Bengkulu dan juga masyarakat Indonesia.
Di akhir sambutan, Presiden menitipkan kepada seluruh masyarakat Bengkulu untuk menjaga dengan baik monumen, merawat agar tidak rusak dan tidak lekang oleh waktu. ”Sama seperti semangat Ibu Fatmawati yang tidak pernah luntur sampai kapanpun,” ujarnya. ”Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Fatmawati Sukarno hari ini,” pungkas Presiden di akhir sambutan.
Turut hadir dalam kesempatan ini Ketua DPR Puan Maharani, Seskab Pramono Anung, Mensos Juliari P. Batubara. (rdy)