Selasa, 11 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada 2020 akan berada pada kisaran 5,1%-5,5% dengan limit 5,3%, meskipun China
dilanda wabah virus corona dan menyebar ke beberapa negara sehingga
mempengaruhi sektor perekonomian.
“Wabah virus corona memang persoalan global. Tapi dunia tetap melihat itu
sifatnya temporer. Dengan sudah ditemukannya vaksin, diperkirakan kejadian
tersebut berlangsung selama enam bulan,” kata Deputi Gubernur BI Dody
Budi Waluyo di Mataram, Senin (10/2).
Optimisme pertumbuhan ekonomi berada dalam tren positif tersebut
disampaikan sebelum membuka dialog bertema “Pemanfaatan wakaf dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah” di Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB.
Menurut Budi, pertumbuhan ekonomi pada semester I 2020 kemungkinan melambat.
Tapi setelah itu diperkirakan akan membaik seiring dengan proses pemulihan
dampak virus corona yang dilakukan oleh Pemerintah China.
“Kuncinya seberapa cepat China menemukan vaksin. Tapi kalau dilihat, semua
kebijakan Pemerintah China sudah sangat ekspansif untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada,” ujarnya.
Budi juga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 bisa lebih
tinggi dibandingkan 2019 yang ditutup pada posisi stabil, yakni 5,02%.
Faktor yang mendorong adalah kebijakan BI yang menurunkan suku bunga sejak
pertengahan 2019. Kebijakan tersebut seharusnya mulai berdampak 2020.
Selain itu, perdagangan Amerika Serikat dan China pada fase pertama sudah
ditandatangani, dan sudah masuk pada fase kedua. Hal itu memberi optimisme
bahwa ekonomi perdagangan dunia akan lebih baik dibandingkan pada 2019.
Jika perdagangan dunia sudah membaik maka akan mendorong harga komoditas
meningkat. Kondisi tersebut diharapkan bisa mempengaruhi kinerja ekspor,
sehingga pendapatan eksportir bertambah. Begitu juga dengan pendapatan nasional
meningkat dan konsumsi juga lebih baik.
“Kalau ekspor meningkat, maka kebutuhan untuk produsen, untuk barang yang
diekspor akan lebih besar. Jadi akan meningkatkan pendapatan nasional dan
investasi juga meningkat,” kata Budi. (ki)