Jumat, 14 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Perindustrian menyebut industri elektronik di
dalam negeri terus didorong untuk secara agresif menembus dan memperluas pasar
ekspor ke beberapa negara tujuan, di antaranya ke Amerika Serikat, sebagai
upaya merebut peluang dari dampak perang dagang dengan China.
“Pemerintah bertekad untuk lebih menggenjot nilai ekspor nasional, terutama
dari sektor industri, yang selama ini telah memberikan kontribusi paling
besar,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Kementerian
Perindustrian R Janu Suryanto, Jumat (14/2).
Menurut Janu, peningkatan nilai pengapalan produk manufaktur dinilai cepat untuk
memperbaiki defisit neraca perdagangan sekaligus dapat mendongkrak pertumbuhan
ekonomi nasional.
Langkah ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia
4.0.
“Salah satu aspirasi dari peta jalan tersebut adalah mendorong peningkatan net
ekspor terhadap PDB,” ungkapnya.
Merujuk data sepanjang 2019, ekspor produk industri pengolahan mampu menembus
hingga US$ 126,57 miliar atau menyumbang
sebesar 75,5% terhadap total ekspor Indonesia yang menyentuh di angka US$ 167,53
miliar sepanjang tahun lalu.
“Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri elektronik
merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan
agar lebih berdaya saing global, khususnya dalam kesiapan memasuki era industri
4.0,” paparnya.
Pada 2019, nilai ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik, dan optik
mencapai US$ 1,1 miliar atau naik dibanding perolehan 2018 sebesar US$ 1 miliar
.
“Kami meyakini, nilai ekspor dari produk elektronik kita akan meningkat di
tahun ini,” ujar Janu.
Optimisme tersebut lantaran ceruk pasarnya masih terbuka lebar, termasuk ke
negara nontradisional.
“Sedangkan, akibat perang dagang, membuat berkurangnya pasokan produk
elektronik dari China ke Amerika Serikat,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan
elektronik di dalam negeri yang kian agresif mendobrak pintu ekspor.
“Beberapa hari lalu, saya turut melepas ekspor produk CCTV Camera buatan pabrik
di Tangerang ke Amerika Serikat,” tutur Janu.
Perusahaan yang dimaksud, yaitu PT Adi Pratama Indonesia, yang didirikan sejak
tahun 2015. Awal mulanya perusahaan ini melakukan perakitan untuk menciptakan
produk telepon seluler dan PC Tablet.
Kemudian berkembang memproduksi CCTV Camera serta DVR/NVR/UVR pada tahun 2017.
“Kami melihat potensi penjualan CCTV Camera sangat baik, hingga akhirnya kami
mendapatkan pesanan dari pembeli di Amerika Serikat. Ke depannya, kami berharap
bisa ekspor juga produk NVR, UVR, dan IPC Camera,” kata Raymond Tedjokusumo
selaku Direktur PT Adi Pratama Indonesia. (sr)