Kamis, 20 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan
realisasi defisit anggaran per akhir Januari 2020 tercatat Rp 36,1 triliun atau
0,21% terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Realisasi ini lebih rendah dari defisit anggaran periode sama 2019
sebesar Rp 45,1 triliun,” kata Menkeu, Rabu (19/2).
Sri Mulyani mengatakan defisit anggaran tersebut mencakup pendapatan negara
sebesar Rp 103,7 triliun dan belanja negara sebesar Rp 139,8 triliun.
Pendapatan negara ini terdiri atas penerimaan perpajakan Rp 84,7 triliun dan
penerimaan negara bukan pajak Rp 19 triliun. “Pendapatan negara ini sudah
terealisasi 4,6% dari target, meski sedang terjadi perlemahan situasi
global,” kata Sri Mulyani.
Sementara itu, belanja negara mencakup realisasi belanja pemerintah pusat Rp 71,4
triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 68,4 triliun.
Realisasi belanja pemerintah pusat itu terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga
Rp 30,9 triliun dan belanja non Kementerian/Lembaga Rp 40,6 triliun. “Belanja
negara yang terealisasi 5,5% dari target, telah memberikan stimulus ke
perekonomian,” ujar Sri Mulyani.
Ia menambahkan pada awal 2020 pembiayaan utang lebih rendah dari tahun
sebelumnya yaitu hanya Rp 68,2 triliun.
Pembiayaan utang tersebut tumbuh negatif 44,6% karena penerbitan obligasi pemerintah pada
periode akhir Januari 2019 mencapai Rp 123 triliun.
“Pemerintah terus menjaga kredibilitas APBN dengan meningkatkan pendapatan
negara secara optimal, melakukan perbaikan kinerja penyerapan anggaran serta
mengelola pembiayaan yang pruden dan akuntabel,” ujar Sri Mulyani. (ki)