Senin, 24 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan diteruskan sampai
Surabaya lewat jalur selatan, dengan demikian bisa mengakomodasi kebutuhan
transportasi penduduk di Jawa bagian selatan.
“Kalau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sukses, maka sesuai rencana
awal akan bisa berlanjut sampai Surabaya melalui jalur selatan Pulau
Jawa,” kata Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi saat meninjau kemajuan pembangunan proyek kereta api cepat
Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu (23/2).
Dalam peninjauan itu, Menhub didampingi antara lain Dirjen Perkeretaapian
Kemenhub Zulfikri dan Dirut PT KAI (Persero) Edy Sukmoro.
Dikatakan Menhub, pemerintah ingin mengakomodasi alternatif transportasi darat
bagi masyarakat di Jawa bagian selatan seperti Garut,
Tasikmalaya, Purwokerto, Yogyakarta, hingga Solo.
Terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Menhub mengatakan, pemerintah
tetap peduli adanya alih teknologi dari China ke Indonesia, sehingga Indonesia
juga bisa mengoperasikan kereta api cepat berteknologi tinggi itu.
“Saya tadi melihat sendiri kalau transfer teknologi sudah dilakukan dan
berjalan baik. Itu yang memang Pemerintah Indonesia harapkan,” katanya.
Terkait adanya ratusan pekerja China yang mengerjakan proyek itu dan saat ini
masih berada di China, Menhub mengatakan hal itu tidak menghambat target
penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung selesai akhir 2021.
“Tenaga kerja asal Indonesia masih bisa dan banyak yang mampu mengerjakan
proyek tersebut. Jadi, tidak ada kendala yang berarti dan saat ini progres
sudah mencapai 44%,” kata Menhub.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan Proyek Strategis Nasional yang
dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Berdasarkan informasi KCIC, hingga saat ini progres proyek mencapai 43,45% dan
tengah dikerjakan pembangunan 13 terowongan. Sementara progres pembebasan lahan
mencapai 99,96%.
Kereta cepat Jakarta-Bandung akan memiliki panjang 142,3 kilometer dengan empat
stasiun pemberhentian yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Dari jalur tersebut sebanyak 80 kilometer dibangun secara melayang, sedangkan,
sisanya digarap di atas tanah yang di antaranya melalui terowongan yang
menembus bukit. (sr)