JUmat, 28 Februari 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah Menteri Edhy Prabowo sedang fokus mengembangkan sektor budidaya perikanan. Sektor ini menjanjikan karena baru 10 persen potensi yang tergarap.
Di banyak kesempatan, Menteri Edhy mengungkap optimismenya bahwa budidaya perikanan akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Lapangan kerja baru dan devisa akan tercipta dari sektor ini.
Keseriusan Menteri Edhy menggarap budidaya perikanan Indonesia dimulainya dari internal KKP. Seperti peningkatan produksi benih, indukan, penyediaan lahan, hingga inovasi pakan mandiri. Di samping itu, KKP juga aktif membangun komunikasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda), pelaku usaha, dan pembudidaya perikanan. Begitu juga dengan komunikasi dengan lintas lembaga dan kementerian.
Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, menyatakan siap merealisasikan program yang fokus pada pengembangan industri perikanan budidaya nasional. Berbagai strategi pun telah disiapkan untuk memicu pengembangan budidaya di kawasan potensial.
“Model pendekatan pengembangan budidaya berbasis klaster akan didorong untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan nilai tambah yang lebih besar. Komoditas udang akan fokus kita dorong untuk meraup devisa ekspor. Tentu kerja sama dengan Pemda sangat penting, nanti kita petakan kira-kira apa yang perlu kita dukung dan fasilitasi untuk memicu pusat-pusat kawasan budidaya”, jelas Slamet di Jakarta, Kamis (27/2).
Upaya KKP mengembangkan sektor budidaya mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah, di antaranya Pemerintah Kabupaten Simeulue, Aceh yang dikenal sebagai kawasan kepulauan.
“Insya Allah, budidaya salah satu sektor andalan kami di bidang perikanan. Kami sedang menata pantai-pantai di Semeulue dan menggerakkan seluruh potensi nelayan yang ada di sana,” ujar Bupati Semeulue Erli Hasim usai bertemu Menteri Edhy di Jakarta baru-baru ini.
Komoditas yang siap dikembangkan di sektor budidaya di Semeulue antara lain lobster, udang, dan kerapu. Sedangkan rumput laut masih dalam tahap analisis. “Jadi Insya Allah, 1.000 persen kami siap (mengembangkan sektor budidaya),” ujarnya.
Selain Pemkab Semeulue, Pemkab Sambas, Kalimantan Barat juga menyatakan kesiapannya. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia ini memiliki 6.457 haktare potensi tambak. Dari angka tersebut, 2.691 haktare di antaranya sudah dimanfaatkan.
“Produksi budidaya tambak di tempat kami cukup besar, untuk udang windu misalnya mencapai 125 ton per tahun,” ujar Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, dikutip laman KKP.
Selain udang windu, masyarakat Sambas juga melakukan budidaya udang vaname dengan produksi 150 ton per tahun, bandeng 875 ton, lalu ikan nila, kakap dan ikan lainnya yang jumlahnya mencapai 150 ton per tahun.
“Di Sambas juga punya potensi untuk keramba jaring apung di empat sungai, dan budidaya di kolam,” pungkasnya. (rdy)