Senin, 2 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia bagian timur
dinilai masih lambat, sehingga masyarakat di wilayah itu perlu didorong dan
diedukasi agar mampu menggunakan teknologi finansial (fintech) di era
serba digital sekarang ini.
“Sampai saat ini masih banyak masyarakat di Indonesia bagian timur yang tinggal
jauh dari bank atau belum dapat menjangkau layanan jasa keuangan lainnya
sehingga banyak dari mereka belum memahami keuntungan yang ditawarkan fintech,”
kata CEO TunaiKita Tumbur Pardede, Sabtu (29/2).
Padahal di bagian barat wilayah Indonesia, industri fintech telah lama
hadir dan berkembang pesat sehingga terjadi ketidakmerataan inklusi keuangan.
Maka, pihaknya pun sebagai salah satu perusahaan fintech yang beroperasi
di Indonesia sejak 2017 mengupayakan edukasi digital kepada masyarakat di
Indonesia timur salah satunya melalui ajang FinEast 2020.
“Ini diharapkan dapat memberikan literasi terkait teknologi finansial dan
pendanaan usaha sehingga menjangkau seluruh masyarakat khususnya usaha mikro,
kecil, dan menengah dengan lebih cepat dan mudah,” katanya.
Ia menilai edukasi industri fintech lending harus dilakukan secara langsung
agar masyarakat, khususnya UMKM dan usaha rintisan dapat lebih memahami fintech
lending dan dapat memanfaatkan industri ini secara optimal.
FinEast 2020 yang resmi dibuka Sabtu di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
diinisiasi bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) dan sejumlah
perusahaan fintech lainnya.
”TunaiKita juga hadir di Kota Kupang untuk mendukung OJK dalam menggalakkan
literasi inklusi keuangan. Sebagai fintech yang terdaftar di OJK dan
anggota aktif AFPI, kami berkomitmen untuk menyukseskan program inklusi
keuangan pemerintah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa perusahaannya yang selama ini dikenal sebagai platform
pinjaman tunai akan berinovasi dengan produk-produk pinjaman baru, khususnya
bagi kegiatan produktif.
TunaiKita sebagai salah satu pelopor fintech P2P lending, saat ini telah
beroperasi lebih dari dua tahun, dan telah menyalurkan lebih dari Rp 2,2
triliun sejak diregistrasi OJK pada pertengahan 2017.
Layanan tersebut saat ini hadir di 160 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia,
melayani lebih dari 600.000 pelanggan yang menikmati pinjaman konsumtif dan
produktif.
Pihaknya juga aktif dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan
literasi keuangan masyarakat Indonesia, antara lain melakukan kampanye
#MelekFintech dan #InklusiBaik.
Tagar #InklusiBaik yang diusung itu selama ini secara aktif memberikan
informasi terkini, transparansi, akses, kemudahan, dan solusi bagi kebutuhan
pinjaman masyarakat baik untuk kegiatan konsumtif maupun produktif dengan
tujuan bisa berkontribusi dalam pembangunan ekosistem perekonomian Indonesia
yang lebih baik. (ki)