Senin, 2 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Indonesia menilai tantangan global yang makin bervariasi
dapat memberikan peluang bagi otoritas fiskal maupun moneter untuk menciptakan
kesempatan baru dalam menjaga kinerja perekonomian.
“Tantangan ini memaksa kita berinovasi dan mencari kesempatan di tempat
lain agar kita survive,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi
dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma, Sabtu (29/2).
Penyebaran virus corona yang makin meluas hingga AS dan Eropa dapat membuat
pelaku pasar keuangan menjadi resah dan mengganggu proyeksi perekonomian global
di 2020.
Menurut dia, kondisi ini yang membuat otoritas fiskal dan moneter mencari
inovasi baru untuk menjaga kinerja konsumsi dan mengundang masuknya aliran
modal agar perekonomian nasional tetap berdaya tahan.
“Kita menjaga konsumsi dengan menjaga daya beli maupun stabilitas
internal. Untuk investasi ada omnibus law dan pengerjaan proyek infrastruktur.
Ekspor yang terdampak juga memaksa adanya penguatan manufaktur,” ujarnya.
Meski demikian, tambah Wira, situasi ketidakpastian yang timbul dari penyebaran
virus corona membuat bank sentral harus menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi
pada 2020 menjadi 5,0%-5,4% dari
sebelumnya 5,1%-5,5% .
“Meski proyeksi turun, bukan berarti optimisme ikut turun, optimisme yang
rasional dan kredibel berdasarkan penghitungan itu penting. Maka kita butuh
sinergi kebijakan antara otoritas fiskal, Bank Indonesia dan sektor rill yang
diampu kementerian/lembaga,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah berupaya menjaga kinerja ekonomi domestik agar
tidak terdampak tekanan global yang makin kuat akibat virus corona dalam tiga
bulan terakhir.
Stimulus yang dirumuskan pemerintah melalui instrumen fiskal antara lain
mendorong penyaluran belanja terutama belanja modal maupun bantuan sosial sejak
awal tahun.
Pemerintah juga ingin memberikan insentif di sektor pariwisata dengan
memberikan diskon pesawat terbang agar sektor pariwisata tetap kuat.
Bank Indonesia ikut mengeluarkan stimulus untuk menjaga kinerja ekonomi dari
sisi moneter melalui penurunan suku bunga acuan maupun relaksasi kebijakan
makroprudensial.
Selain itu, melalui koordinasi dengan pemerintah, bank sentral juga mendorong
percepatan penyaluran bantuan sosial maupun transfer ke daerah melalui sistem
elektronik.
Penguatan koordinasi dengan otoritas terkait juga dilakukan untuk menjaga
kestabilan makro ekonomi dan memitigasi dampak virus corona dalam waktu dekat.
(ki)