Selasa, 3 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM- Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta pada Februari 2020
mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm),
sedikit meningkat dari Januari 2020 sebesar 0,25% (mtm), namun lebih rendah
dari Februari 2020 tingkat nasional sebesar 0,28% (mtm).
Tekanan inflasi pada tingkat harga-harga di DKI Jakarta terutama dipengaruhi
oleh inflasi yang terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok
pakaian dan alas kaki, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
rumah tangga.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK Februari 2020 tercatat 0,52% (ytd)
atau 3,02% (yoy), dan mendukung
pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% plus minus 1%, kata Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo, Senin (2/3)
Menurut dia, tekanan inflasi pada Februari 2020 terutama disumbang oleh inflasi
pada makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, serta
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,18% (mtm)
yang terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas daging ayam ras, jeruk, dan
cabai merah.
Kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras menyumbang inflasi terbesar dengan
sumbangan sebesar 0,06%.
Tingginya inflasi daging ayam ras tersebut dipengaruhi oleh adanya kebijakan
pemangkasan populasi ayam ras yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan kepada para perusahaan pembibitan.
Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm) yang terutama disumbang oleh inflasi
pada komoditas sandal kulit pria dan pakaian olahraga wanita.
Sementara itu, kelompok komoditas perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah
tangga mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm), terutama disumbang oleh kenaikan biaya
kontrak rumah.
Menurut dia, laju inflasi tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi.
Pada Februari 2020, kelompok transportasi mengalami deflasi 0,38% (mtm).
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi tertinggi di antaranya bensin
sebesar 0,03% dan tarif angkutan udara sebesar 0,02%.
Deflasi pada komoditas bensin disebabkan oleh turunnya harga bensin Pertamax,
Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Pertalite sejak 5 Februari 2020, sementara
deflasi pada tarif angkutan udara disebabkan oleh sudah berlalunya musim
liburan.
“Terjaganya inflasi Februari 2020 tersebut didukung oleh koordinasi pengendalian
inflasi yang solid,” kata Hamid.
Konsistensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga serta ditopang oleh
sinergi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah
pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan forum-forum yang ada,
mendukung terjaganya inflasi Jakarta pada Februari 2020.
Ke depan, kata Hamid, sinergi tersebut terus diperkuat sehingga mendukung
pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,0% plus minus 1%. (sr)