Jumat, 6 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan
Roeslani meminta adanya kebijakan dari
pemerintah terkait relaksasi atau kemudahan dalam impor bahan baku dan penolong
akibat terganggunya arus barang dari China akibat merebaknya virus corona atau
COVID-19.
Rosan menilai kebijakan kemudahan impor diperlukan agar pelaku usaha dapat
mencari pasar substitusi dari negara lain untuk bahan baku dan penolong.
“Untuk ekpsor dan impor memang harusnya ada relaksasi, terutama untuk
impor bahan baku dan penolong dimudahkan. Ini yang sebagian besar dari China
mengalami kendala dari ‘supply side’,” kata Rosan saat ditemui usai Forum
AHP Business Law 2020 di Jakarta, Kamis (5/3).
Pelaku usaha menilai kemudahan perizinan dapat diberikan, baik dari segi
regulasi maupun insentif fiskal.
Menurut Rosan, terhambatnya “supply” dan “demand” tidak
dipungkiri membuat pengusaha khawatir karena sulitnya mencari negara pengganti
China sebagai pasar pemasok bahan baku, maupun penolong.
“Impor kita 80 persen bahan baku dan barang penolong. Ini yang harus bisa
diantisipasi baik jangka pendek, menengah, panjang kita bangun industri,”
kata Rosan.
Ada pun saat ini pemerintah masih membahas terkait kebijakan stimulus untuk
menjamin kelancaran lalu lintas ekspor dan impor barang akibat dampak
merebaknya virus corona.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono
mengatakan empat kebijakan tersebut, yakni Pertama, Pemerintah akan
menyederhanakan aturan larangan pembatasan atau tata niaga terkait ekspor,
mulai dari aturan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), “health
certificate” dan surat keterangan asal.
Kebijakan kedua, Pemerintah akan melakukan pengurangan larangan pembatasan tata
niaga terhadap impor, terutama impor bahan baku. Pengurangan pembatasan impor
bahan baku ini supaya tidak terkendala di dalam proses impornya.
Kebijakan ketiga, Pemerintah akan melakukan percepatan proses impor untuk
terhadap 500 importir terpercaya (reputable importer) untuk memperlancar
pemasukan bahan baku dan bahan penolong industri.
Kebijakan keempat, Pemerintah akan mengurangi biaya logistik, melakukan
eisiensi dalam proses distribusi barang. Dalam hal ini, pemerintah mendorong
integrasi Indonesia National Single Window (INSW) dengan Inaportnet melalui
pembentukan National Logistics Ecosystem untuk mengurangi biaya logistik di
pelabuhan.
Pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan stimulus pertama dengan memberikan
insentif untuk wisatawan mancanegara (wisman) agar pariwisata Indonesia terus
bergerak. (sr)