Senin, 9 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Salah satu perusahaan modal dunia, East Venturer sudah
membiayai 170 startup di Asia Tenggara dan 130 di antaranya ada di Indonesia.
Partner East Ventures Melisa Irene, Sabtu (7/3), mengatakan perusahaan startup
selama beberapa tahun terakhir ini terus bertumbuh dan menjadi penggerak
ekonomi masyarakat.
“Untuk saat-saat ini startup sudah bertumbuh dan berbeda saat 10 tahun
lalu, di mana pada waktu itu sangat gersang, jaringan internet saja masih susah
di Indonesia,” ujarnya.
Ia mengungkapkan sejak hadir pada 2009, East Ventura mulai menanamkan
investasi pada startup-startup Indonesia seperti
Tokopedia dan Traveloka.
Dia mengakui penetrasi e-commerce selama dua tahun belum cukup bagus dan nanti
setelah tiga tahun ke atas, respons masyarakat khususnya kaum milenial
mulai tinggi.
“Waktu awal-awal itu kondisinya sangat gersang. Pendiri Tokopedia
saja waktu itu merancang startup melalui warnet dan sarana prasarana pada waktu
itu belum cukup memadai. Nanti di tahun 2013, sudah mulai memperlihatkan
penetrasinya,” katanya.
Irene mengatakan penduduk Indonesia yang cukup besar yakni 250 juta dengan
jumlah pemudanya sangat besar, membuat pihaknya sangat yakin pasar Indonesia
sangat menjanjikan.
Bahkan pengguna internet yang sudah menembus angka 160 juta menjadikan pasar
Indonesia sebagai primadona. Indonesia adalah salah satu perekonomian terbesar
di dunia.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan perekonomian Indonesia adalah jumlah
penduduk usia muda dan kelas ekonomi menengah.
Melisa Irene mengatakan, East Ventures bekerja bersama para pendiri startup
membangun ekosistem digital Indonesia dari nol sejak hari-hari pertama.
“Melihat peluang sejak awal, East Ventures adalah pemodal ventura pertama
yang berinvestasi di dua startup Indonesia yang kini telah berstatus unicorn
yaitu Tokopedia dan Traveloka,” kata dia.
East Venture kemudian mengembangkan aktivitas investasinya dengan mendukung
startup dari beragam industri seperti industri penunjang e-commerce Waresix
(logistik), Xendit (pembayaran), Kudo (offline to online), Sirclo dan Shopback
(pendukung e-commerce), dan Sociolla (new retail produk kecantikan).
Irene menjelaskan, portofolio lain East Ventures adalah startup yang
menyediakan platform teknologi bagi UKM seperti Mekari (akuntansi, pajak, dan
payroll), Moka (point of-sale), CoHive (co-working), new retail seperti Warung
Pintar (FMCG) dan Fore Coffee (on-demand coffee chain), serta sektor
transformasi digital seperti Advotics (analisis rantai pasok) dan Nodeflux (computer
vision dan AI).
“Dana kelolaan East Ventures, yang terdiri dari early stage fund dan
growth fund, kini telah tumbuh menjadi aset senilai US$ 1,2 miliar. Perusahaan
turut berpartisipasi dalam 20 exit, termasuk akuisisi Kudo oleh Grab,
akuisisi Loket oleh Gojek, akuisisi Bridesto. (sr)