Jumat, 13 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan investasi di
sektor industri pelumas guna memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.
Direktur Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Muhammad Khayam saat menghadiri
peresmian pabrik pelumas PT Idemitsu Lube Techno Indonesia di Cikarang,
mengatakan apabila nanti kapasitas produksi terdongkrak, industri pelumas juga
diharapkan bisa mengisi peluang untuk mendukung sektor manufaktur.
“Baik itu investasi baru maupun yang ekspansi, kami akan dorong produsen
pelumas di dalam negeri dapat memacu produksinya untuk industri,” kata Direktur
Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam,
Kamis (12/3).
Hal itu disampaikan usai menghadiri Peletakan Batu Pertama Perluasan
Pabrik Pelumas Shell di Bekasi, Jawa Barat.
Oleh karena itu, Kemenperin berupaya meningkatkan utilitas industri
pelumas di dalam negeri, yang saat ini kapasitas terpasangnya mencapai mencapai
2,04 juta kilo liter (KL) per tahun. Sementara kebutuhan pelumas dalam negeri
mencapai 1,14 juta KL per tahun.
“Pelumas yang diproduksi di dalam negeri sebesar 908.360 KL. Untuk
kebutuhan otomotif, hampir 781 ribu KL lebih, sedangkan pelumas industri 127
ribu kilo liter per tahun” ungkap Khayam.
Selanjutnya, Kemenperin juga bertekad menekan impor pelumas dengan memacu
investasi di tanah air untuk menghasilkan produk substitusi impor.
“Maka
itu, kami mendorong industri di dalam negeri untuk memacu produksinya, sehingga
kebutuhan yang ada bisa dipenuhi oleh produk dalam negeri. Kalau ada kapasitas
tambah ini nanti kita jaga, impornya kita kendalikan. Jadi, kalau kapasitas
terpasang sudah naik akan semakin bisa memenuhi,” paparnya.
Di samping itu, ke depannya, Kemenperin mengarahkan untuk pengembangan
produksi biopelumas. Namun demikian, hal tersebut perlu ditopang melalui
penerapan teknologi tinggi dan kegiatan riset.
“Ada beberapa perusahaan, seperti dari Korea, bahkan juga Shell yang
berminat masuk ke biopelumas,” imbuhnya.
Salah satu upaya konkret yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot daya
saing industri pelumas, antara lain dengan memberlakukan Standar Nasional
Indonesia (SNI) pelumas secara wajib.
“Melalui penerapan SNI atau regulasi teknis yang berbasiskan
standardisasi ini diharapkan dapat dicegah beredarnya produk pelumas
berkualitas rendah di pasar domestik,” tegasnya.
Selain untuk melindungi produsen dan konsumen di dalam negeri, SNI juga
ditargetkan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, mempromosikan industri
prioritas, mengembangkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis
digital, serta menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri seiring dengan
penerapan industri 4.0.
Saat ini, terdapat 44 perusahaan produsen pelumas di dalam negeri, dengan
menyerap tenaga kerja sebanyak 3.157 orang. Selain itu, ditambah tenaga kerja
dari 140 perusahaan importir dan 580 perusahaan distributor pelumas, total
tenaga kerja di sektor tersebut mencapai 4.898 orang.
“Karena itu, pemerintah juga mendorong melalui kebijakan insentif fiskal
agar tercipta keterlibatan dunia usaha dan dunia industri dalam penyiapan
sumber daya manusia berkualitas di industri pelumas,” sebutnya.
Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Shell Indonesia yang telah
merealisasikan komitmennya dalam meningkatkan investasi dan kapasitas industri
pelumas, guna mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.
“Tentunya harapan kami, PT Shell Indonesia dapat terus menjadi mitra
strategis pemerintah, baik dalam peningkatan kapasitas industri sektor pelumas,
maupun dalam pengembangan litbang dan teknologi pelumas di tanah air sehingga
memberikan kontribusi yang nyata bagi sektor industri dan perekonomian
nasional,” tandasnya.
Lebih lanjut, Khayam juga mengapresiasi PT Shell Indonesia yang telah
berhasil memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional
Indonesia (SPPT SNI) untuk seluruh varian produk pelumas otomotif dan berhak
membubuhkan tanda SNI pada label produk pelumas.
“Seiring dengan rencana peningkatan kapasitas dan perluasan pabrik ini,
diharapkan agar nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pelumas Shell dapat
terus ditingkatkan dengan mengembangkan bahan baku pelumas di Indonesia,”
ujarnya.
President
Director and Country Chair Shell Indonesia, Dian Andyasuri menyampaikan, Shell
Indonesia menginvestasikan perluasan pabrik pelumas (Lubricant Oil Blending
Plant /LOBP) berkelas dunia yang berlokasi di Marunda, Bekasi untuk menggandakan
kapasitas produksinya.
Perluasan pabrik dari sebelumnya 7,5 hektar menjadi 9 hektar ini akan
mampu memproduksi 300 juta liter produk pelumas per tahun.
“Ekspansi ini memungkinkan Shell untuk memenuhi permintaan pasar pelumas
dalam negeri yang terus meningkat dan berkontribusi dalam pengembangan industri
hilir di Indonesia,” tuturnya.
Shell juga bertekad untuk terus menjunjung teguh semangat ‘Shell untuk
Indonesia’ dengan menjadi mitra strategis bagi Pemerintah Indonesia. (ki)