Kamis, 19 Maret 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Dua maskapai flag carrier, Garuda Indonesia dan Qantas (Australia), mulai merumahkan karyawannya. Tindakan itu diambil lantaran makin meluasnya wabah corona.
Garuda Indonesia merumahkan sejumlah pegawainya sebagai antisipasi penyebaran virus corona. Mereka merupakan pegawai dengan riwayat penyakit stroke, jantung, paru-paru, asma dan diabetes akut.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra sebagai upaya pencegahan risiko terjangkit virus corona. “(Merumahkan pegawai) sudah dijalankan untuk mereka yang punya penyakit tertentu karena kalau kena Corona berbahaya,” kata Irfan seperti dikutip merdeka.com, Jakarta, hari ini.
Tak hanya itu, Irfan menyebut sebagian pegawai Garuda Indonesia juga sudah bekerja secara bergilir. Alasannya, menyesuaikan penurunan jumlah penumpang dan penerbangan pesawat.
Namun dia memastikan tidak ada penutupan rute penerbangan kecuali dari dan ke China dan Arab Saudi. “Yang lain masih dibuka cuma dikurangi,” kata Irfan.
Dalam kondisi seperti saat ini, Garuda Indonesia menerapkan kebijakan fleksibel dalam mengatur jadwal penerbangan. Penumpang Garuda dipersilahkan mengganti jadwal penerbangan tanpa dikenakan biaya tambahan. “Aturan ini berlaku di seluruh penerbangan Garuda Indonesia dan penerbangan code-share,” kata Irfan.
Permintaan Lemah
Maskapai flag carrier Australia, Qantas Group akan menghentikan penerbangan rute internasionalnya mulai akhir Maret. Hal ini harus mereka lakukan karena melemahnya permintaan gara-gara krisis Corona dan larangan terbang dari pemerintah.
Selain itu, sekitar 2/3 dari total karyawan Qantas Group atau 20.000 orang akan dirumahkan sebagai langkah untuk menjaga lapangan kerja dalam jangka waktu panjang. Mengutip siaran pers resmi Qantas, penerbangan internasional akan tetap dilakukan sampai akhir Maret untuk memulangkan warga Australia sebelum akhirnya dihentikan paling tidak sampai akhir Mei.
“Sebagai national carrier, Qantas tengah berdiskusi dengan pemerintah federal mengenai kelanjutan beberapa langkah strategis,” tulis Qantas.
Untuk rute domestik, frekuensi penerbangan akan dikurangi sampai 60 persen. Sementara lebih dari 150 pesawat akan didaratkan termasuk A380, 747, B787-9 dan pesawat milik anak perusahaan Jetstar, B787-8.
“Upaya pencegahan virus Corona sudah membuat penurunan permintaan perjalanan. Hal ini membawa dampak cukup besar pada semua maskapai,” kata CEO Qantas Group Alan Joyce.
Sementara soal karyawan, karena banyak pesawat yang parkir, mau tidak mau banyak karyawan yang bakal nganggur. “Ketimbang kehilangan karyawan yang memiliki keahlian tinggi yang kami butuhkan saat ini untuk melalui krisis, kami memilih untuk merumahkan 2/3 dari total 30.000 karyawan,” kata Joyce.
“Sebagian besar karyawan akan menggunakan berbagai macam cuti dibayar saat ini, dan kami akan memberikan beberapa dukungan. Kami juga sudah berdiskusi dengan partner kami seperti Woolworths mengenai kesempatan pekerjaan untuk karyawan kami,” kata Joyce menjelaskan.
Joyce mengatakan tidak ada maskapai di dunia yang kebal terhadap krisis corona. (lfi)