Pemerintah Beri Kemudahan Akses Pembiayaan Bagi Pembudidaya Udang

Oleh rudya

Rabu, 10 Juni 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Perikanan budidaya menjadi sektor yang menjanjikan untuk dioptimalkan oleh berbagai lapisan masyarakat. Sebagai gambaran, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo memberikan perbandingan bisnis budidaya udang vaname dengan komoditas karet dan sawit.

Dalam usaha berkebun karet atau sawit, pelaku usaha hanya mendapat penghasilan sekira Rp15 juta per hektare per tahun. “Tapi bayangkan kalau kita berbisnis udang dengan intensifikasi padat tebar 200 ekor/m2, penghasilan yang diraup bisa sampai Rp500 juta per tahun. Bisa hitung sendiri berapa persen perbedaannya,” jelas Menteri Edhy saat bertemu kelompok pembudidaya di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Selasa (9/6/2020).

Tak hanya dari segi penghasilan, sektor budidaya juga bisa menyerap tenaga kerja seiring dengan berkembangnya usaha. Sebagai contoh, dibutuhkan sekira lima orang untuk melakukan budidaya seluas 1 hektare.

“Jika 1 hektare secara intensif memperkerjakan 5 orang, maka akan banyak tenaga kerja yang terlibat”, tegas Edhy, dikutip laman Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Karenanya, guna meningkatkan minat dan potensi di sektor ini, Menteri Edhy menegaskan komitmennya dalam memudahkan masyarakat, baik perizinan hingga akses pemodalan. Dikatakanya, saat ini pemerintah sudah memiliki program kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 6% dengan agunan berupa usaha. Adapun anggaran program KUR yang disiapkan pemerintah mencapai Rp195 triliun.

“Bukan harta tetap atau bergerak (sebagai agunan), akumulasi pinjaman sebesar Rp500 juta,” sambungnya.

Tak hanya itu, KKP juga memiliki skema lain bagi masyarakat yang ingin mengakses pemodalan usaha di sektor kelautan dan perikanan. Skema tersebut melalui dana BLU-LPMUKP dengan bunga hanya 3% pertahun.

“Ini semua bisa diakses untuk kepentingan bisnis produktif. Apalagi usaha budidaya udang yang nyata menguntungkan dan bankable”, imbuhnya

Semua dukungan tersebut menjadi bentuk keberpihakan KKP kepada pembudidaya dan nelayan. Karenanya, Menteri Edhy mengajak peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi perikanan.

“Kedepan supaya tidak berkesan seolah yang diberi tempat pelaku usaha yang besar, yang penting ada pengusulan dari masyarakat dan ada keaktifan dari pemerintah daerah untuk membina masyarakat,” jelasnya.

Dalam lawatannya ke Kabupaten Pasangkayu, Menteri Edhy juga melakukan peresmian PT. Randomayang Tambak Lestari dan sekaligus tebar benih perdana. Hadir dalam peresmian diantaranya Bupati Pasangkayu, Eselon I KKP serta beberapa pembudidaya setempat. Peresmian dilakukan dengan penerapan standar kesehatan pencegahan Covid-19 dengan ketat.

Usai agenda tersebut, Menteri Edhy berkesempatan untuk meninjau lokasi budidaya milik PT Manakara Sakti Abadi serta mengunjungi PT STT Sarjo, tambak percontohan yang dibina oleh Ditjen Perikanan Budidaya, yaitu oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang – DJPB. Tambak STT Sarjo merupakan tambak pionir percontohan tambak berkelanjutan. Keberadaan tambak ini memicu adanya tambak-tambak lainnya yang saat ini berkembang, termasuk tambak Randomayang yang baru saja diresmikan.

Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menegaskan optimismenya untuk mencapai target peningkatan nilai ekspor hingga 250%. Menurutnya, upaya yang dilakukan KKP dalam mendorong kawasan udang berkelanjutan telah banyak direplikasi banyak investor di berbagai daerah seperti di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan daerah lainnya. Ia juga memastikan model kawasan seperti ini telah mampu menaikan produktivitas lebih dari 30%.

Guna memenuhi target peningkatan produksi udang, KKP akan melakukan pengembangan model kawasan budidaya udang di berbagai daerah. Tahun ini, KKP menargetkan ada lima lokasi pengembangan yakni di Kabupaten Aceh Timur, Sukabumi, Sukamara, Buol dan Kabupaten Lampung Selatan. KKP juga memastikan model ini bisa menjadi rujukan untuk direplikasi baik oleh investor, maupun masyarakat.

Slamet membeberkan, model kawasan ini akan mengedepankan pengelolaan teknis yang lebih integratif dan ramah lingkungan, disamping manajemen usahanya dilakukan secara kolektif.

“Disamping model Kawasan di lima Kabupaten/Kota tersebut, KKP juga akan mendorong kawasan budidaya udang generasi milenial atau Millenial’s Shrimp Farming Cluster/ MSF Cluster melalui “Gerakan Milenial Bertambak”. Tahap awal tahun ini akan dilakukan di BBPBAT Jepara dan BPBAP Situbondo”, urai Slamet. (rud)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment