Pengusaha Harus Antisipasi Perubahan Minat Wisatawan

Oleh sukri

Kamis, 11 Juni 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Pandemi COVID-19 dipastikan akan membawa perubahan besar terhadap minat wisatawan yang nantinya akan lebih mengedepankan aspek keamanan dan kesehatan. Karena itu, harus dapat diantisipasi oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Baik pemerintah, pelaku usaha, maupun pemangku kepentingan lainnya harus mampu beradaptasi, menciptakan inovasi dan meningkatkan daya saing sebagai respons terhadap perubahan., “kata Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf Agustini Rahayu, Kamis  (11/6)
.

Sementara UNWTO menyatakan kini saatnya untuk melakukan peninjauan ulang terhadap standarisasi pariwisata melalui pedoman global pembukaan kembali fasilitas pariwisata yang mereka sebut Global Guidelines to restart tourism. Organisasi itupun telah merilis pedoman yang dijadikan acuan industri pariwisata terkait perubahan perilaku wisatawan secara umum.

Dari sisi akomodasi misalnya, preferensi wisatawan akan berubah dari yang semula mencari akomodasi yang menawarkan harga promo/budget hotel ke hotel-hotel yang mengutamakan aspek higienitas. Kemudian dalam transportasi, penerbangan langsung atau maksimum satu kali transit akan menjadi preferensi utama wisatawan. Aktivitas wisatawan juga akan lebih ke luar ruang dengan pilihan udara sejuk, self-driving, dan private tour.

“Industri mungkin di awal akan melakukan penyesuaian harga karena harus memenuhi standar yang dibutuhkan dan wisatawan akan membayar. Meski nantinya seiring berjalan waktu juga akan ada penyesuaian dari sisi bisnis,” kata Agustini Rahayu.

Untuk itu, kata dia, Kemenparekraf telah menyiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS) yang akan jadi pedoman bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Namun protokol tersebut nantinya akan dikeluarkan melalui Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan dalam waktu dekat. Protokol kesehatan harus diharmonisasikan dengan Kementerian/Lembaga lain agar tersinergi baik.

Setelah itu pihaknya baru akan melakukan pendampingan kepada industri, termasuk pelatihan pekerja pariwisata di setiap destinasi dan diaplikasikan. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat final agar kita bisa segera disosialisasikan,” kata Agustini Rahayu. (sr)

Silakan baca juga

Toyota Tingkatkan Program T-TEP untuk SMK di Indonesia Demi Hasilkan SDM Terampil dan Profesional

OJK Gelar Risk & Governance Summit

Uang Rupiah Logam Pecahan Rp 500 TE 1991, Rp 1.000 TE 1993, dan Rp 500 TE 1997 Dicabut dan Ditarik dari Peredaran

Leave a Comment