Jumat, 3 Juli 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, Kementerian Perdagangan terus mendorong percepatan pembangunan di daerah, khususnya sektor perdagangan melalui revitalisasi pasar rakyat. Hal ini diungkapkan Mendag saat meresmikan Pasar Gantan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (2/7).
Pada peresmian ini, Mendag didampingi Bupati Sleman Sri Purnomo, Sekretaris Jenderal
Kementerian Perdagangan Suhanto, serta Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib
Niaga Veri Anggrijono.
“Revitalisasi pasar rakyat merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendorong percepatan
pembangunan di daerah, khususnya di sektor perdagangan. Hal ini juga ditujukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta meningkatkan daya saing pasar rakyat,” ujar
Mendag.
Mendag mengungkapkan, salah satu misi Presiden Joko Widodo adalah pembangunan yang
merata dan berkeadilan. Untuk mendukung misi tersebut, Kementerian Perdagangan akan
meneruskan program revitalisasi pasar rakyat.
Program pembangunan pasar rakyat dilakukan melalui dana alokasi khusus (DAK) dan anggaran
tugas pembantuan. Selama 2015–2019 secara keseluruhan telah dibangun 5.264 unit pasar
melalui lintas kementerian. Khusus Kementerian Perdagangan telah merevitalisasi sebanyak 4.949
pasar rakyat.
Pada 2019, Kementerian Perdagangan telah merevitalisasi sebanyak 1.034 pasar rakyat. Sedangkan
pada 2020, Kementerian Perdagangan telah menetapkan pembangunan 143 unit pasar rakyat dari
140 kabupaten/kota melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54 Tahun 2020.
Mendag juga menyampaikan, pasar rakyat merupakan penggerak roda perekonomian masyarakat
di Indonesia. Selain itu, pasar rakyat juga memiliki kedekatan dengan aspek sosial dan budaya
masyarakat setempat.
“Aspek sosial budaya inilah yang menjadi nilai unik tersendiri bagi pasar rakyat di Indonesia,” katanya.
Menurut Mendag, pasar rakyat memiliki peran strategis dalam menyokong perekonomian negara.
Peran tersebut di antaranya adalah menjadi simpul kekuatan ekonomi lokal; memiliki kontribusi
terhadap perekonomian daerah; dapat meningkatkan kesempatan kerja maupun berwirausaha;
menjadi tempat berdagang, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah; dan sebagai
tempat referensi harga bahan pokok di daerah tersebut.
Mendag berharap pasar rakyat menjadi salah satu sarana distribusi yang dapat berperan dalam
memperlancar arus barang antarwilayah. Pasar rakyat diharapkan dapat menjaga stabilitas harga,
ketersediaan barang kebutuhan pokok, dan mempunyai peran strategis dalam perekonomian
nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar pasar.
“Diharapkan pasar rakyat ini dapat dikelola dan dipelihara dengan baik secara konsisten dan
berkelanjutan sehingga dapat memberikan kenyaman pengunjung serta para pedagang, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sleman,” tutup
Mendag.
Sementara itu, Sekjen Kemendag yang juga Plt. Direkur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
mengungkapkan, program revitalisasi pasar rakyat mencakup empat aspek yakni revitalisasi fisik,
manajemen, ekonomi, dan sosial budaya.
“Revitalisasi manajemen pengelola berpedoman pada SNI Pasar Rakyat 8152:2015 dengan
mempertimbangkan peningkatan profesionalisme pengelola, pemberdayaan pelaku usaha, serta
penerapan standar operasional prosedur pengelolaan dan pelayanan pasar rakyat,” terang
Suhanto.
Suhanto juga mengungkapkan, saat ini pasar Gentan telah dilengkapi sarana pos ukur ulang.
Keberadaan pos ukur ulang ini merupakan wujud perlindungan bagi konsumen dan tanggung
jawab pedagang untuk berdagang secara jujur di Pasar Gentan.
“Kepatuhan para pedagang di Pasar Gentan tercermin dengan kepatuhan dalam menjual bahan
pokok tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan, tidak menjual bahan
pangan yang sudah kadaluarsa, dan tidak menjual bahan pangan mengandung bahan
berbahaya,” pungkas Suhanto.
Bupati Sri Purnomo menambahkan, selain bertransaksi fisik, pasar rakyat Gentan juga telah
berjualan secara daring. Bahkan, pelaksanaan perdagangan secara daring telah dimulai sebelum
adanya pandemi Covid-19 di Indonesia dan telah bekerja sama dengan platform niaga elektronik.
Revitalisasi Pasar Gentan dilaksanakan pada 2017 dengan biaya sebesar Rp6 miliar yang berasal
dari APBN. Pasar ini dibangun di lahan seluas 1.925 m² dan dapat menampung 261 pedagang.
Sebelum direvitalisasi pasar ini memiliki omzet Rp50 miliar per tahun dan setelah direvitalisasi
omzet meningkat menjadi menjadi Rp60-70 miliar per tahun. (rud)