Kamis, 6 Agustus 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengapresiasi produk ekspor Indonesia yang berbasis teknologi, khususnya produk PT Alam Virtual Semesta (AVS).
Kementerian Perdagangan juga akan mendukung agar ekspor produk berbasis teknologi Indonesia
semakin meningkat.
Hal ini disampaikan Wamendag saat kunjungannya ke PT AVS pada Selasa (4/8) di Bandung, Jawa
Barat. Dalam kunjungannya, Wamendag melihat dan menjajal berbagai macam simulator yang
dihasilkan. Selain itu, Wamendag juga meninjau proses pembuatan alat, baik untuk perangkat
keras maupun perangkat lunak.
PT AVS merupakan produsen alat-alat simulator seperti simulator untuk pendidikan teknik dan
kedokteran; konferensi video yang terjamin kerahasiaannya; serta simulator alat-alat militer,
misalnya tank dan senjata.
“Produk PT AVS menunjukkan bangsa Indonesia memiliki peluang dan mampu menghasilkan
produk berteknologi tinggi yang tidak kalah dengan negara lain. Sudah saatnya produk-produk
Indonesia bukan hanya produk primer saja, melainkan harus produk jadi dan produk-produk
berbasis teknologi. Saya bangga putra-putri Bangsa Indonesia bisa memproduksi alat-alat simulasi
yang berbasis teknologi tinggi seperti ini,” ujar Wamendag.
Wamendag menyampaikan, Kemendag akan memfasilitasi upaya ekspor produk PT AVS.
Sebelumnya, produk PT AVS juga telah menembus pasar asing, yaitu produk simulator tank khusus
yang digunakan tentara Filipina. “Meskipun sudah menembus pasar asing, pemasaran yang lebih
luas harus terus dilakukan agar bisa menjangkau tidak hanya ASEAN tetapi juga Asia bahkan
hingga tingkat global. Kemendag akan ikut mendorong agar jaringan pemasaran PT AVS terus
meluas,” tuturnya.
Peluasan pemasaran ini juga sesuai dengan arahan Presiden RI untuk meningkatkan ekspor
nasional. “Produk yang mempunyai nilai tambah tinggi tentu akan mendapatkan prioritas utama.
Produk berbasis teknologi ini memiliki nilai tambah yang sangat tinggi. Selain itu, produk seperti
ini juga memberikan kontribusi yang besar tidak hanya untuk nilai ekspor, tetapi juga
menguntungkan secara ekonomi dan politik dalam konteks perdagangan internasional,” imbuh
Wamendag.
Wamendag menambahkan, banyak perjanjian perdagangan yang memberikan preferensi tarif bagi
produk teknologi Indonesia. Salah satunya ketentuan Perjanjian ASEAN-Hong Kong, China Free
Trade Agreement (AHKFTA) yang produk-produk telekomunikasi Indonesia diberikan tarif 0 persen
di Hongkong.
Menurut Wamendag, produk-produk seperti ini harus bisa didorong untuk masuk ke pasar negara
lain dengan mekanisme perjanjian perdagangan. “Kita harus yakin Indonesia bisa memasukkan
produk berteknologi tinggi ke negara lain. Dengan terbukanya peluang ini, diharapkan akan
semakin banyak produsen berbasis teknologi lainnya yang akan melakukan ekspor. Kita harus bisa
memanfaatkan intelektualitas dan kreativitas yang tinggi dari anak muda Indonesia,” tutup
Wamendag. (udy)