Realisasi Anggaran Belanja Infrastruktur capai 68%

Oleh sukri

Kamis, 5 November 2020

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencatat realisasi anggaran belanja infrastruktur hingga 1 November 2020 mencapai 68%.

“Pada masa Pandemi COVID-19 ini, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan akibat turunnya investasi, demikian juga ekspor impor, sehingga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, Pemerintah mengandalkan belanja APBN untuk pembangunan infrastruktur,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Rabu (4/11).

Kementerian PUPR terus melanjutkan program kerja melalui belanja infrastruktur PUPR, seperti pembangunan dan pemeliharaan bendungan, irigasi, jalan, jembatan, sanitasi, sistem air minum, penataan kawasan, infrastruktur di kawasan strategis pariwisata, rumah MBR dalam rangka meningkatkan daya saing sekaligus menjadi stimulus bagi sektor riil untuk tetap bertahan dan tumbuh pada masa Pandemi COVID-19 ini.

Tercatat hingga 1 November 2020, dari total pagu anggaran tahun  2020 sebesar Rp87,76 triliun telah terealisasi penyerapan anggaran program sebesar Rp 59,47 triliun atau 68% .

Total anggaran tahun 2020 sebesar Rp 87,76 triliun terdiri dari program reguler sebesar Rp 75,44 triliun dan program pembangunan infrastruktur dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) melalui 16 program dengan anggaran sebesar Rp 12,32 triliun. Program tersebut diantaranya untuk pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya.

Khusus untuk program PKT dengan target penerima manfaat sebesar 638.990 orang. Hingga awal November 2020, realisasi PKT telah mencapai Rp 10,80 triliun atau sebesar  87,7% dengan jumlah tenaga kerja yang telah terserap sebanyak 630.990 orang atau sekitar  98,7%.

Di samping itu juga dialokasikan anggaran sebesar Rp 1,36 triliun untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berupa perluasan Program Padat Karya berupa revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang  5.000 km dengan anggaran Rp1 triliun.

Kemudian untuk pembelian produk rakyat berupa material tambalan cepat mantap (CPHMA) sebanyak 100.000 Ton sebesar Rp 200 miliar, modular RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) sebanyak 5.495 unit senilai Rp 125,6 miliar, Modular RUSPIN (Rumah Unggul Sistem Panel Instan) 272 unit senilai Rp 5 miliar, kemudian pembelian produk rakyat seperti Big Gun Sprinkler, Tandon Air dan Biodegester.

Selain itu untuk mendukung peningkatan konektivitas, dialokasikan anggaran untuk pembelian karet petani sebanyak 11.338 ton senilai Rp120 miliar dan pembelian Resin Ester 790,42 ton sebesar Rp25 miliar. Hingga saat ini total realisasi penyerapan untuk pembelian produk rakyat hingga saat ini adalah 57,7%  senilai Rp281 miliar dari total pagu Rp 487,8 miliar. (sr)

Silakan baca juga

Toyota Tingkatkan Program T-TEP untuk SMK di Indonesia Demi Hasilkan SDM Terampil dan Profesional

OJK Gelar Risk & Governance Summit

Uang Rupiah Logam Pecahan Rp 500 TE 1991, Rp 1.000 TE 1993, dan Rp 500 TE 1997 Dicabut dan Ditarik dari Peredaran

Leave a Comment