Jumat, 6 November 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Indonesia dan Tiongkok menandatangani Letter of Intent (LOI) pembelian untuk produk sarang burung walet senilai USD 150 juta atau senilai Rp2,2 triliun yang akan dilakukan pada 2021. LOI ini ditandatangani Atase Perdagangan (Atdag) Beijing, Marina Novira dan General Manager of Production Center dari Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd, Huang Danyan.
Penandatanganan disaksikan Duta Besar RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun dan Chairman
Xiamen Yan Palace Seelong Food, Huang Jian. Penandatanganan dilaksanakan pada kunjungan ke
Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd, pada 28 Oktober 2020 di Xiamen, Tiongkok. Xiamen Yan
Palace Seelong Food Co., Ltd, merupakan perusahaan importir dan pabrik pengolahan sarang burung walet yang menggunakan 100 persen produknya dari Indonesia.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pada kesempatan terpisah, menyambut gembira
penandatangan LOI antara Indonesia dengan Tiongkok ini. “Diharapkan seluruh perwakilan
perdagangan di luar negeri dapat semakin aktif dalam mempromosikan produk Indonesia yang dapat meningkatkan nilai ekspor,” ujar Mendag.
Sementara itu, Marina menyampaikan, melalui LOI ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor nonmigas. “Dengan LOI ini diharapkan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia akan meningkat dan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor nonmigas nasional. Hal ini mengingat Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia, sedangkan
Tiongkok merupakan konsumen sarang burung walet terbesar di dunia,” ujar Marina.
Selain Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd, Dubes Djauhari dan rombongan juga mengunjungi pabrik importir dan pengolahan sarang burung walet Indonesia Da Zhou Xin Yan (Xiamen) Bio-tech Co., Ltd. Perusahaan tersebut menggunakan 90 persen produk olahannya dari sarang burung walet asal Indonesia.
Marina menjelaskan, saat ini baru ada 23 perusahaan sarang perusahaan sarang burung walet yang
terdaftar di Bea Cukai Tiongkok dan secara resmi dapat mengekspor produknya ke Tiongkok.
Selain itu, ada 13 perusahaan terdaftar yang telah diinspeksi Bea Cukai Tiongkok pada Desember 2019 terkait permohonan izin peningkatan kapasitas volume ekspor.
“Untuk itu, kami masih membahas secara intensif dengan Pemerintah Tiongkok proses inspeksi dapat segera selesai sehingga nilai ekspor produk sarang burung walet dapat bertambah mengingat tingginya permintaan terhadap komodtias terebut di Tiongkok,” ungkap Marina.
Kunjungan ke importir sarang burung walet merupakan rangkaian kegiatan Konferensi Tahunan
Industri Sarang Burung Walet 2020 (The 2020 China Bird’s Nest Industry Annual Conference) yang
berlangsung pada 27–30 Oktober 2020 di Xiamen, Propinsi Fujian, Tiongkok. Dubes Djauhari dan
Atdag Marina diundang secara khusus oleh China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA) sebagai penyelenggara acara tersebut.
Saat memberikan pidato kunci, Dubes Djauhari juga menyampaikan perkembangan industri sarang
burung walet serta potensi kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok di hadapan lebih dari 300
peserta yang hadir.
“Saya berharap kerja sama ini dapat terus ditingkatkan oleh kedua negara karena saya percaya,
masyarakat Tiongkok sangat menyukai ‘the Caviar of the East’ dari Indonesia ini,” ungkap Djauhari.
Pada periode Januari-Agustus 2020, Tiongkok mengimpor USD 275,7 juta sarang burung walet dari
dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73,7 persen impornya berasal dari Indonesia dengan total nilai sebesar USD 203 juta. Impor Tiongkok terhadap sarang burung walet pada periode tersebut tercatat meningkat 90,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam konferensi tahunan itu, Dubes Djauhari turut mempromosikan produk sarang burung walet
Indonesia. Salah satunya, dilakukan melalui live selling bersama para pemengaruh (influencer) yang
digandeng secara khusus oleh kedua importir besar Tiongkok tersebut. Live selling dilakukan melalui sejumlah platform besar di Tiongkok seperti Pinduoduo, TikTok, Tmall, dan Taobao.
Selain itu, Dubes Djauhari juga mengajak seluruh peserta konferensi dan anggota CAWA untuk
mengikuti Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition 2020 (TEI-VE 2020) yang akan berlangsung pada
10–16 November 2020. (ray)
–