Selasa, 17 November 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menekankan pentingnya membangun komunitas APEC sebagai kunci pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik. Rasa kebersamaan antarEkonomi APEC sebagai komunitas akan mendorong ekonomi APEC dalam mencapai tujuannya.
Hal tersebut disampaikan Mendag Agus saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri APEC (APEC
Ministerial Meeting/AMM) yang berlangsung Senin (16/11) secara virtual. Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi. AMM merupakan rangkaian pertemuan APEC Economic Leaders Week yang berlangsung pada 13—20 November 2020.
Pertemuan kali ini membahas tindak lanjut program kerja nyata forum APEC dalam mendukung prioritas APEC tahun 2020, termasuk upaya penanganan pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi di Kawasan Asia-Pasifik.
“Kunci utama bagi APEC adalah kemampuan membangun rasa kebersamaan sebagai suatu komunitas untuk memastikan keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan APEC di masa depan. Cita-cita APEC untuk mewujudkan integrasi ekonomi regional dan memperkuat konektivitas kawasan akan lebih mudah terealisasi apabila Ekonomi APEC mampu menciptakan rasa kebersamaan dan Bogor Goals telah berhasil menciptakan landasan yang kuat bagi APEC untuk mewujudkan hal tersebut,” tegas Mendag Agus.
Rasa kebersamaan APEC sebagai satu komunitas menekankan pentingnya untuk mengarahkan fokus APEC dalam mengurangi kesenjangan pembangunan di antara Ekonomi APEC, maupun mempersempit gap, terutama dalam pemanfaatan ekonomi digital yang semakin berkembang dengan pesat. Prinsip ‘APEC as a community’ ini juga sangat berperan penting dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang saat ini terus menjadi prioritas utama APEC.
“Indonesia terus mendukung upaya APEC dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19 melalui
peningkatan kebijakan yang lebih fasilitatif terhadap perdagangan serta mendorong pentingnya upaya kolektif seluruh anggota Ekonomi untuk menghindari terjadinya tindakan saling menghambat yang dapat memperburuk dampak pandemi terhadap kinerja perdagangan,” jelas Mendag Agus.
Melalui rekam jejak APEC yang sudah menunjukkan perannya sejak 1989, Indonesia tetap optimis bahwa APEC dapat melanjutkan agenda-agenda kunci melalui berbagai inisiatif dan peningkatan kapasitas sehingga berbagai tantangan ke depan di kawasan dapat terus disikapi dan diatasi bersama.
“Diharapkan program kerja yang sudah disepakati APEC dapat memberikan hasil konkret bagi penguatan ekonomi di kawasan, serta menunjukkan sinyal positif bagi iklim bisnis yang selama ini menimbulkan ketidakpastian akibat pandemi COVID-19,” jelas Mendag Agus.
Selain itu, Mendag Agus juga menyampaikan, untuk mencapai tujuan-tujuan APEC di masa depan, forum APEC perlu terus melanjutkan dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral dan berfungsinya kembali WTO, mendorong tercapainya integrasi ekonomi regional, dan memperkuat konektivitas kawasan Asia-Pasifik. Mendag juga kembali menegaskan, tujuan APEC tersebut perlu dilandasi dengan rasa kebersamaan antar-Ekonomi APEC sebagai suatu komunitas.
Menurut Mendag Agus, dukungan APEC dalam mengembalikan kepercayaan terhadap sistem
perdagangan multilateral dan mendorong berfungsinya kembali WTO perlu menjadi prioritas utama. “Hal ini penting dilakukan apabila APEC ingin menciptakan iklim perdagangan yang bebas dan terbuka serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berdaya tahan. Kegagalan dalam mendukung sistem perdagangan multilateral dan WTO akan semakin mendorong fragmentasi dalam perdagangan global dan menghambat perdagangan internasional,” ujar Mendag Agus.
Rangkaian Pertemuan KTT APEC 2020 dipandang sangat penting. Hal ini mengingat tidak berhasilnya APEC dalam mencapai kesepakatan bersama tahun 2018 dan gagalnya pelaksanaan KTT APEC tahun 2019. KTT APEC dijadwalkan berlangsung pada 20 November 2020.
“Pertemuan KTT APEC kali ini sangat strategis untuk memunculkan sinyal kuat pada dunia dan
menegaskan kembali eksistensi APEC sebagai forum Ekonomi terkemuka di kawasan Asia-Pasifik.
Indonesia turut mendukung APEC dalam menghasilkan capaian signifikan di tahun 2020, terutama dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan terus berupaya menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka,” jelas Mendag Agus.
Secara khusus, rangkaian pertemuan KTT APEC tahun ini akan menyepakati tiga dokumen penting yaitu Deklarasi Leaders APEC, Pernyataan Bersama Para Menteri APEC (AMM Joint Ministerial Statement), dan APEC Post-2020 Vision. APEC Post-2020 Vision merupakan visi baru APEC untuk 20 tahun ke depan yang dibangun berlandaskan keberhasilan visi Bogor Goals yang telah berakhir pada 2020.
Melalui Bogor Goals, APEC telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam mencapai tujuan untuk
menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang kondusif, mendorong integrasi ekonomi kawasan, serta membangun dasar-dasar kebersamaan APEC sebagai suatu komunitas. Untuk itu, Indonesia dalam pertemuan APEC tahun ini terus menekankan pentingnya melanjutkan pekerjaan Bogor Goals dan menuangkannya ke dalam visi baru APEC.
Rangkaian Pertemuan KTT APEC merupakan agenda pertemuan rutin tahunan APEC yang dihadiri para Pemimpin Ekonomi dan para Menteri APEC. Pada ketuanrumahan APEC Malaysia tahun 2020, rangkaian pertemuan dimulai dengan Pertemuan Tingkat Senior Officials pada 13 November 2020, dilanjutkan dengan Pertemuan Tingkat Menteri pada 16 November 2020, Dialog Pemimpin Ekonomi APEC dengan Para Chief Executive Officer (APEC CEO Dialogues) pada 19-20 November 2020,dan ditutup dengan pertemuan para Pemimpin Ekonomi APEC (KTT APEC) pada 20 November 2020.
APEC adalah forum kerja sama 21 Ekonomi di lingkar Samudra Pasifik. Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan Asia-Pasifik.
Ekonomi anggota APEC terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kanada, Chile, Republik Rakyat Tiongkok, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Kerja sama APEC bersifat nonpolitis dan keputusan-keputusan yang dihasilkan berdasarkan prinsip-prinsip sukarela, tidak mengikat, dan mendorong kerja sama anggotanya.
Pada 2019, anggota Ekonomi APEC mewakili 38 persen penduduk dunia (2,9 miliar jiwa), 47 persen
perdagangan global (USD 22 triliun), dan 60 persen dari total riil GDP dunia (USD 48 triliun). Secara nilai, ekspor perdagangan Indonesia dengan kawasan APEC menunjukkan penurunan pada 2019.
Total nilai ekspor Indonesia tahun 2019 ke anggota APEC tercatat sebesar USD 125,1 miliar, dibandingkan tahun 2018 yang sebesar USD 129,2 miliar. (rdy)
–