Selasa, 15 Desember 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM- Pandemi COVID-19 dinilai menjadi momentum yang baik untuk mengakselerasi transformasi digital menuju less contact economy.
“Perkembangan teknologi dan dorongan perubahan pasca pandemi ini merupakan momentum yang yang baik untuk kita mengakselerasi transformasi digital menuju less contact economy,” kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan UKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian M Rudy Salahuddin dalam acara virtual Indonesia Digital Conference di Jakarta, Selasa (15/12).
Rudy menjelaskan potensi less contact economy setelah pandemi mulai terlihat yaitu terjadinya perubahan aktivitas masyarakat seperti belanja online untuk berbagai kebutuhan baik tersier maupun primer hingga penggunaan telemedicine, e–learning, dan virtual meeting.
“Kondisi tersebut tercermin dari perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang sebelumnya memakai cara-cara konvensional kini mulai beralih memanfaatkan teknologi-teknologi digital,” katanya.
Rudy menjelaskan dampak teknologi terhadap perdagangan juga tercermin dari transaksi e–commerce yang menunjukkan adanya less contact economy yaitu permintaan produk meningkat lima sampai 10 kali sehingga membantu mendorong perekonomian nasional.
Tak hanya itu, berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek dan Bain & Company menyatakan tahun ini Indonesia telah menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar US$ 44 miliar .
Kemudian, studi dari Google, Temasek dan Bain & Company juga memprediksikan bahwa nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan mampu mencapai US$ 124 miliar.
“Dalam hal ini didukung oleh kontribusi e-commerce Indonesia yang bisa menembus US$ 32 miliar di tahun ini dan diperkirakan dapat mencapai US$ 83 miliar pada 2025 nanti,” jelasnya.
Menurutnya, potensi digital ekonomi Indonesia masih sangat terbuka lebar karena memiliki jumlah populasi terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengguna ponsel sebanyak 338 juta atau 124% dari total populasi nasional.
“Ini yang yang apa merupakan peluang yang harus kita syukuri,” ujarnya.
Selain itu, Rudy mengatakan sebagai akibat tambahan dari pandemi maka tingkat penetrasi internet tahun ini juga membaik dan naik hingga mampu menjangkau hampir 200 juta orang.
“Jadi traffic internet ini juga meningkat sebesar 15% sampai 20% dari sebelumnya,” katanya.
Studi dari Google, Temasek dan Bain & Company turut menyebutkan selama pandemi jumlah konsumen baru yang memanfaatkan ekonomi digital meningkat 37% dan 93% di antaranya menyatakan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital meskipun pandemi telah selesai.
Rudy menegaskan berbagai hasil riset tersebut harus disiasati bersama dengan terus mengembangkan ekosistem ekonomi digital menjadi lebih baik dan lebih nyaman sehingga masyarakat lebih senang dalam bertransaksi secara digital.
“Jadi aspek pemanfaatannya ini yang harus kita dorong,” tegasnya. (ki)