Rabu, 17 Februari 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Perdagangan pangan selalu menjadi perhatian Kementerian
Perdagangan. Untuk itu, ketersediaan dan keterjangkauan pangan di konsumen menjadi fokus
kebijakan utama Kementerian Perdagangan.
Hal ini disampaikan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi saat
mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI ke Provinsi Bali pada Selasa (16/2). Selain
Kemendag, hadir dalam pertemuan ini adalah para anggota Komisi VI DPR dan mitra kerjanya yang
terdiri atas Kementerian BUMN, Badan Perlindungan Konsumen Nasional, BRI, Bank Mandiri, serta
PT Pertamina.
“Berdasarkan pantauan Kemendag, secara umum harga barang pokok nasional relatif stabil.
Namun, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan adanya
perayaan Tahun Baru Imlek dan bencana alam yang dialami beberapa daerah di Indonesia,” kata
Edi.
Disampaikan Edi, dalam mendekati bulan puasa dan Lebaran 2021, Kementerian Perdagangan
telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait untuk mengantisipasi kenaikan
harga bapok. “Kemendag juga akan melakukan kegiatan pasar murah di daerah. “Pelaksanaan
pasar murah bertujuan membantu masyarakat memperoleh kebutuhan barang kebutuhan pokok
dengan harga terjangkau,” tandasnya.
Edi menjelaskan, dalam penanganan pandemi untuk pasar rakyat, pada 2020 Kemendag telah
menyalurkan bantuan alat pelindung diri ke beberapa pasar di seluruh Indonesia. Bantuan yang
diserahkan berupa masker, pelindung wajah, partisi plastik pembatas antara pedagang dan
pembeli, semprotan disinfektan, dan bak cuci tangan portabel. Secara keseluruhan, Kemendag
telah menyerahkan bantuan kepada 216 pasar di 67 kabupaten/kota pada 19 provinsi dengan
jumlah masker sebanyak 625.014 buah, pelindung wajah 312.507 buah, partisi 79.240 buah, alat
semprot 216 buah, dan bak cuci tangan portabel 432 buah.
Kemendag juga mendorong para pedagang dan pengelola pasar rakyat untuk melakukan
digitalisasi pasar dengan transaksi secara daring, baik melalui melalui platform media sosial
maupun lokapasar. Untuk mendukung hal tersebut, Kemendag telah melakukan inisiasi membuat
nota kesepahaman (MoU), antara lain dengan Gojek dan Tokopedia.
Edi juga mengungkapkan, agar mampu bertahan di masa pandemi Covid-19, Kemendag
mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk beralih ke niaga elektronik dan
melakukan pemasaran dengan platform lokakarya Selain itu, Kemendag telah mengadakan
kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan untuk peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
“Salah satunya, bekerja sama dengan Group Accor dan BNI. Hal ini bertujuan untuk memasarkan
produk yang dihasilkan UMKM ke jaringan hotel Accor di wilayah Bali dan daerah lainnya. Dengan
BNI, Kemendag memfasilitasi pemberian akses pemodalan dengan syarat dan bunga yang ringan,”
jelasnya.
Sementara untuk akses pasar, Kemendag melakukan pendampingan UMKM melalui kegiatan
Export Coaching Program yang bertujuan untuk mencetak calon eksportir menjadi siap ekspor.
Kegiatan ini diperuntukkan bagi para pelaku UMKM untuk menembus pasar mancanegara.
Kegiatan Export Coaching Program bekerja sama dengan dinas yang membidangi perdagangan di
daerah dengan memberikan pelatihan untuk calon eksportir agar dapat mempersiapkan seluruh
aspek yang diperlukan dalam proses ekspor.
Edi menambahkan, terkait perjanjian dagang internasional, Kemendag akan mendirikan Export
Center di Surabaya yang merupakan pengembangan dari FTA Center. Ruang lingkup daerah
pelayanan Export Center ini meliputi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan
Provinsi di Pulau Kalimantan.
“Export Center bertujuan untuk mempermudah pelaku usaha di daerah memperoleh akses
informasi perkembangan terkini mengenai peluang ekspor, regulasi terkait ekspor, dan
disampaikan oleh tenaga ahli berpengalaman yang mempunyai jejaring dengan pelaku usaha,”
pungkas Edi. (dya)