Selasa, 02 Maret 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM- Harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe diupayakan bertahan di kisaran Rp 9.500 per kilogram (Kg) sebagaimana yang berlaku bulan lalu. Dengan demikian, harga dua komoditas itu terus stabil, yaitu untuk tahu Rp 650 per potong dan tempe Rp 16.000 per kg.
“Meskipun saat ini terjadi sedikit kenaikan harga kedelai dunia, Kementerian Perdagangan menjamin stok kedelai penyediaan bulan Maret 2021 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional dengan harga yang stabil dan terjangkau,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Syailendra, Senin (01/03).
Dikutip sumber Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia untuk penyediaan Februari 2021 masih berada di kisaran US$ 13,71 per bushels dan untuk penyediaan Maret, terdapat kenaikan harga di kisaran +0,8% menjadi US$ 13,82 per bushels.
Meski demikian, diharapkan harga kedelai dunia dapat segera terkoreksi menurun pada periode selanjutnya.
“Tingginya harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe tersebut merupakan dampak pergerakan harga kedelai dunia sejak pertengahan tahun lalu hingga sekarang,” jelas Syailendra.
Lebih lanjut, Syailendra menyampaikan, sejak paruh kedua tahun lalu harga kedelai dunia mulai merangkak naik hingga hampir 30%. Hal tersebut berdampak pada penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar yang naik menjadi rata-rata 20%.
“Penyesuaian harga tahu dan tempe di pasar merupakan dampak dari adanya kenaikan harga kedelai dunia karena mayoritas kebutuhan kedelai di Indonesia masih dipenuhi oleh impor, sehingga fluktuasi perkembangan harga komoditi kedelai dunia akan berdampak secara langsung pada harga bahan baku kedelai untuk tahu dan tempe di Indonesia,” ujar Syailendra.
Selanjutnya, Kemendag akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga, guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar.
Syailendra juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Provinsi maupun di Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
“Kami berharap produksi tahu dan tempe dapat terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau,” pungkas Syailendra. (sr)