Pemanfaatan Biogas Ditargetkan jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat

Oleh sukri

Rabu, 24 Maret 2021

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM- Pemanfaatan biogas didorong menjadi penggerak aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat bidang energi berkelanjutan, mengingat potensi sumber daya alam ini melimpah di Indonesia.

“Dengan potensi besar, kami mendorong percepatan transisi menuju pembangunan bioekonomi rendah karbon, salah satunya dengan pemanfaatan biogas berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Selasa (23/3).

Sebagai negara dengan iklim tropis basah, menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pengembangan biogas.

Teknologi sederhana ini menghasilkan gas metana melalui aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik, seperti kotoran, limbah domestik rumah tangga, limbah pertanian, maupun limbah peternakan.

Selain metana yang bisa dimanfaatkan untuk memasak, biogas juga bisa menghasilkan listrik melalui metode konversi.

Pemerintah, kata dia, akan terus mendukung pengembangan biogas untuk sektor rumah tangga karena program ini mendorong akses energi bersih yang terjangkau, mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk pembelian bahan bakar, dan pemberdayaan gender.

Sisi lain biogas juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan hasil produksi pertanian.

Lebih lanjut Dadan mengatakan pengintegrasian program pengembangan biogas dengan sektor-sektor produktif merupakan cara efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat, terkhusus saat pandemi.

“Keterlibatan masyarakat yang cukup dominan dalam program ini sejalan dengan strategi kebijakan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi COVID-19,” kata Dadan Kusdiana.

Di Indonesia, salah satu daerah yang berhasil memanfaatkan biogas dengan baik dan mandiri ada di Pati, Jawa Tengah.

Melalui teknologi biodigester yang diberi nama Bioreaktor Kapal Selam, masyarakat desa memenuhi kebutuhan energi dan pupuk dengan memanfaatkan limbah berupa kotoran hewan dan limbah agrikultur.

Industri pertanian dan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian menjadi lebih efisien dari aspek pengeluaran anggaran untuk pemenuhan kebutuhan energi dan pupuk. (sr)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment