Senin, 18 Oktober 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perdagangan berkomitmen mendukung program pengembangan
korporasi petani, khususnya untuk menyokong food estate (Kawasan Sentra Produksi Pangan/KSPP) dan
penguatan kawasan sentra produksi pertanian, perikanan dan hewani. Bersama dengan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), Kemendag menggagas proyek percontohan pembangunan gudang
korporasi petani untuk komoditas bawang merah di KSPP Humbang Hasundutan, Sumatra Utara. Proyek
percontohan gudang korporasi untuk bawang merah akan dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran
2022 sebesar Rp 50 miliar.
Demikian dinyatakan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga kala meninjau lahan KSPP berbasis
hortikultura di Desa Ria-ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara pada, Sabtu (16/10).
“Gudang dimaksud diharapkan menjadi sarana dan prasarana perdagangan utamanya sebagai sarana
distribusi. Untuk itu, diperlukan sistem pengelolaan yang menjamin kepastian terkait arus barang masuk,
penanganan komoditas di dalam gudang, prosedur penyimpanan, dan jalur pemasaran agar terciptanya usaha
korporasi petani yang berkelanjutan,” jelas Wamendag.
Gudang korporasi petani yang akan dibangun melalui DAK TA 2022 ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas,
antara lain stasiun penerimaan, stasiun pembersihan, stasiun pengeringan, stasiun pengemasan, stasiun
penyimpanan dan stasiun distribusi. “Pengelolaan gudang korporasi ini selanjutnya akan diserahkan kepada
korporasi petani sebagaimana ini penjabaran lebih lanjut terkait penugasan yang terdapat dalam kebijakan
nasional tematik KSPP,” urai Wamendag.
Dalam penjelasannya, Wamendag juga meminta komitmen kuat dari jajaran Pemerintah Kabupaten Humbang
Hasundutan sebagai pemimpin, pengayom, dan pendamping program gudang korporasi petani. Pertama,
Pemkab Humbang Hasundutan diharapkan dapat segera menginventarisasi petani yang bersedia tergabung
dalam kelembagaan pengelola gudang. Kedua, meningkatkan intensitas komunikasi kepada pemerintah pusat,
baik Kemendag maupun Bappenas, terkait persiapan pelaksanaan baik pembangunan fisik, nonfisik,serta SDM
guna mendukung optimalisasi pemanfaatan gudang secara berkelanjutan.
Melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), bentuk lain dukungan Kemendag untuk
program pengembangan korporasi petani yaitu mendukung pembinaan dan pengembangan pemasaran
produk. Dukungan tersebut termasuk untuk jangkauan pasar ekspor dan pembinaan standar mutu komoditas.
Terkait alternatif pembiayaan, dapat juga menggunakan instrumen Sistem Resi Gudang. Kelembagaan
korporasi diharapkan semakin bertumbuh dengan semakin baiknya dukungan administrasi dan kapasitas
permodalan, khususnya dalam hal peningkatan skala ekonomi.
“Hal ini akan memberikan daya saing, baik harga maupun kualitas komoditas, sehingga secara umum, akan
mampu meningkatkan nilai perdagangan dan penyediaan stok pangan untuk mendukung kestabilan konsumsi
masyarakat,” tutur Wamendag.
Turut mendampingi dalam peninjauan yaitu tersebut yaitu Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor,
anggota Komisi VII DPR Lamhot Sinaga, serta Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kemendag Iqbal Shoffan
Shofwan.
Sebelumnya, Wamendag Jerry menghadiri pertemuan dengan pelaku usaha di kantor Bupati Tapanuli Selatan,
Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada Jumat (15/10). Pertemuan diikuti 110 peserta yang terdiri dari pedagang
kecil, pelaku UMKM, perajin tenun dan batik Tapanuli Selatan serta pengusaha kopi dan himpunan penggiat
kopi. Wamendag menyatakan, Kemendag akan terus melanjutkan program-program pemberdayaan UMKM.
“Kemendag hadir dengan tindakan nyata untuk memberdayakan, bahkan membantu UMKM bisa mengekspor
produknya. Melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia di bawah Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional, pelaku UMKM dapat mengikuti berbagai pelatihan,” jelas Wamendag.
Adapun terkait pasar rakyat, Wamendag juga menjelaskan, Kemendag telah membangun/merevitalisasi pasar
rakyat di Tapanuli Selatan, baik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun dana Tugas Perbantuan dengan
total anggaran senilai Rp 39,5 miliar pada 2011—2021.
Selain revitalisasi pasar rakyat secara fisik, lanjut Wamendag, Kemendag juga melakukan revitalisasi secara
nonfisik, seperti menggelar pelatihan untuk pengelola pasar dan lokakarya SNI Pasar Rakyat. Tujuannya ialah
meningkatkan kemampuan pengelola pasar rakyat agar pengelolaan pasar rakyat dapat berjalan dengan baik
dan memiliki daya saing.
Untuk pedagang pasar rakyat, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menggelar
sekolah pasar guna menambah pemahaman dan kompetensi pedagang sejak 2014. Materi yang diberikan
berkisar dari akses informasi permodalan, peningkatan perilaku hidup bersih, pengelolaan kas, penataan
barang dagangan, hingga penerapan protokol kesehatan di pasar rakyat. Sebanyak 6.260 pedagang di 177
pasar rakyat telah mengikuti Sekolah Pasar.
“Peningkatan kompetensi pedagang pasar rakyat diharapkan juga mampu meningkatkan kepercayaan
masyarakat untuk berbelanja di pasar rakyat serta menjadi tempat aman dan nyaman bagi pedagang
meningktkan pendapatan. Selain itu, diharapkan mampu mendukung kelancaran logistik dan barang
kebutuhan masyarakat serta menjadi tempat pemasaran produk unggulan dan UMKM di daerah,” urai
Wamendag.
Wamendag juga mengunjungi pameran Gebyar UMKM di alun-alun Pasar Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Menurutnya, UMKM harus tetap optimistis dan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya agar
dapat tampil di arena lokal dan internasional. (rdy)