Jumat, 19 November 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perdagangan berupaya memperkuat jaringan rantai bisnis ekspor kayu sengon. Kebutuhan kayu dunia yang mencapai USD 2,1 triliun per tahun sangat berpotensi mendukung upaya menyejahterakan petani dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kemendag yakin potensi kayu Indonesia sangat besar danpeluang kebutuhan kayu dunia mampu dimanfaatkan.
“Kebutuhan material kayu di pasar global terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Pada 2019, kebutuhan kayu dunia mencapai nilai USD 2,1 triliun per tahun. Indonesia sebagai salah satu lumbung kayu terbesar di dunia harus dapat menguasai pasar global. Salah satunya dengan cara memasok kayu ringan secara berkesinambungan. Strategi inisejalan dengan kecenderungan permintaan konsumen yang menginginkan material ringan, fleksibel dalam pengaplikasiannya, dan yang terpenting ramah lingkungan,”ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi secara terpisah.
Sebagai upaya memperkuat rantai bisnis kayu ringan sengon, Kementerian Perdagangan memfasilitasi pertemuan bisnis antara petani kayu sengon dari Kalimantan Tengah danpelakuindustri kayu ringan se-Indonesiadengan menggelar penjajakan kesepakatan dagang (business matching) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (15/11).
Kegiatan tersebut diikuti 25 petani sengon binaan Fairventures Worldwide dan perusahaan-perusahaan anggota Indonesia Light Wood Association (ILWA). Sementara itu, Direktur Kerja Sama Pengembangan EksporKemendag Marolop Nainggolan menyampaikan, business matching tersebut bertujuan mempertemukan petani sengon Palangkaraya sebagai pemasok dengan industri dalam negeri sebagai offtaker.
“Ketika petani panen raya perdana sengon pada 2022 mendatang, telah ada mekanisme rantai pasok yang terbentuk dan menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program pelestarian alam berkontribusi terhadap kegiatan perdagangan, sehingga di masa depanakan terus berkelanjutan,” kata Marolop saat membuka business matching.
Kegiatan business matching ini merupakan rangkaian dari program pengembangan ekspor kayu ringan yang dijalankan Kemendag bersama berbagai pemangku kepentingan sejak 2014. Business matching ini juga merupakan hasil konkret dari the 6th Indonesian Lightwood Cooperation Forum (ILCF) pada Oktober 2021 yang lalu, di sela-sela penyelenggaraan pameran Trade ExpoIndonesia.