Rabu, 1 Desember 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perdagangan bersama PT Pandawa Agri Indonesia (PAI) melepas ekspor 1 juta liter produk Reduktan Herbisida, yaitu “Weed Solut-ion” ke Negeri Jiran, Malaysia. Produk Reduktan Herbisida merupakan campuran pembasmi hama yang dapat mengurangi penggunaan pestisida hingga 50 persen sehingga memperkecil residu dan ramah lingkungan. Pelepasan ekspor bertemakan ‘From Banyuwangi to The World: Ekspor 1 juta liter reduktan herbisida untuk pertanian yang berkelanjutan’ini berlangsung Selasa (30/11) di Banyuwangi, Jawa Timur.
Reduktan herbisida merupakan inovasi produk lokal yang tercipta dari kekayaan biodiversitas Kabupaten Banyuwangi, Indonesia, yang dapat berkontribusi terhadappertanian yang berkelanjutan.Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari pelepasan ekspor pada bulan Maret 2021 untuk produk reduktan herbisida ke Malaysia sebanyak 20 ton.Hadir pada pelepasan ekspor kali ini, CEO PT. Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra Hadriyono; Asisten PemerintahanKabupaten Banyuwangi, Dwianto; serta Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan.
“Pelepasan ekspor herbisida ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari Kemendag terhadap produk inovasi anak bangsa. Kegiatan ini juga sejalan dengan visi yang ingin dicapai Kemendag yaitu peningkatan kesadaran dan semangat terhadap usaha-usaha lokal untuk berkontribusi dalam menggairahkan perekonomian Indonesia. Salah satunya,dengan mengekspor produk akhir tidak hanya sekedar bahan baku atau bahan mentah, sehingga nilai tambah yang didapatkan sangat tinggi,”ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi pada kesempatan terpisah.
Marolop menyampaikan, inovasi seperti yang dilakukan PAI menjadi kunci untuk bisa menggairahkan perekonomian Indonesia. Untuk itu, Kemendag siap mendukung agar produk ini bisa diekspor ke seluruh dunia, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia juga merupakan negara sumber inovasi yang ramah lingkungan.Hampir semua kebutuhan industri kimia dalam negeri, lanjut Marolop,masih tergantung terhadap impor. Sebanyak 90 persen lebih bahan kimia yang digunakan masih dipenuhi dari luar negeri.“Pestisida merupakan salah satu dari Industri kimia yang bahan bakunya berasal dari impor dan salah satu penyumbang carbon footp rintter besar ketiga setelah baja dan semen. Namun, dengan adanya Weed Solut-ion, proses produksi dari reduktan herbisida ini menjadi proses yang sangat rendah emisi karbon, sehingga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menurunkan emisi karbon tersebut,” imbuhnya. (ray)
CEO PAI, Kukuh Roxa Putra Hadriyono menjelaskan, kegiatan ini berawal di tengah krisiskarena kenaikan harga pestisida yang terus merangkak naik dan ancaman ketersediaan suplai. Selain itu, petani di seluruh dunia membutuhkan alternatif subtitusi untuk membantu efisiensi biaya untukmengendalikan gulma.“Berawal dari krisis tersebut, muncullah peluang baru yang dapat kami manfaatkan. Imbas kenaikan harga herbisida yang dirasakan secara global, mendorong PAI untuk mulai melakukan ekspansi produksi perusahaan ke depannya,”ungkap Kukuh.Menurut distributor multinasional, lanjut Kukuh, Weed Solut-ionbisa menjadi solusi permasalahan dalam mengurangi dosis penggunaan herbisida hingga 50 persen. Hal ini karena banyak negara yang sudah mempunyai regulasi untuk mengurangi penggunaan pestisida, namun belum menemukan solusi yang tepat.“Selain itu, dasar produk kami yang ramah lingkungan dapat memberikan efisiensi biaya pembelian pestisida hingga 40 persen. Sehingga para distributor berharap, PAI bersedia membuka diri untuk pasar yang lebih luas. Hal iniyang mendasari perencanaan kami dalam meningkatkan fasilitas produksi yang kami miliki saat ini secara bertahap hingga 50 kali dari yang kami miliki sekarang. Kami juga tidak menyangka banyak pihak distributor multinasional dari Asia Tenggara, Afrika hingga Amerika Latin yang menghubungi kami untuk bisa menjadi rekan distribusi,”kata Kukuh.Asisten Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi, Dwianto menambahkan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan terus mendorong dan memberikan dukungan untuk usaha-usaha yang diinisiasi oleh pemuda. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi bagi petani yang saat ini sedang mengalami kesulitan karena harga herbisida yang sedang merangkak terus naik.“Saya mengapresiasi pencapaian yang sudah diraih oleh tim PAI. “Dalam rentang 1 tahun, sudah bisa mencapai ekspor reduktan sebanyak 1 juta liter, merupakan sesuatu yang harus disyukuri, terutama di tengah kondisi pandemi seperti saat ini. Ke depannya, inovasi ini diharapkanjuga dapat diterapkan seluruh petani di Banyuwangi,”tutup Dwianto.Totalperdagangan Indonesia-Malaysiapada periode Januari—September 2021 tercatat sebesar USD 15miliar atau meningkat 46,63persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysiasebesar USD 8,70miliar. Sedangkan, impor Indonesia dariMalaysiasebesar USD 6,34miliar.–selesai–Informasi lebih lanjut hubungi: Ani MulyatiKepala Biro Hubungan MasyarakatKementerian Perdagangan Email:
[email protected] Nainggolan Direktur Kerja Sama Pengembangan EksporDitjen Pengembangan Ekspor NasionalKementerian PerdaganganEmail :
[email protected] Putri YH Creative Strategist Pandawa Agri IndonesiaTelp : +6285287024572Email:
[email protected]