Kamis, 2 Desember 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Keuangan terus berupaya menciptakan pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 ke depan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dalam 10th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) “Finding New Sources of Growth to Recover Stronger”, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara mengatakan dalam pidato kuncinya, “Pandemi telah menciptakan dampak yang sangat besar dalam setiap aspek kehidupan kita, seperti halnya pembangunan ekonomi. Pandemi Covid-19 telah secara signifikan memengaruhi cara orang berinteraksi, cara bekerja, cara menjalankan bisnis, mempromosikan dan menjual produk, dan bagaimana proses pembuatan kebijakan dilakukan. Karena itu, kita perlu memikirkan kembali strategi pertumbuhan kita untuk mempertahankan pemulihan dan pulih lebih kuat.”
Ungkapan “Pulihkan Lebih Kuat” atau Recover Stronger sangat penting. Hal ini menggarisbawahi cita-cita Indonesia yang tidak hanya mengembalikan pembangunan ekonomi kita ke tingkat sebelum pandemi, tetapi lebih kepada memperkuat fundamental ekonomi untuk mencapai visi Indonesia 2045. Kita harus mengamankan tujuan jangka panjang kita untuk berkembang dan menjadi lebih sejahtera. Semangat ini juga sejalan dengan tema Kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022 “Recover Together, Recover Stronger.” Jalur G20 pada tahun 2022 akan diarahkan pada ambisi dan aksi global untuk pulih bersama dan berinvestasi untuk masa depan yang lebih kuat. Dalam kaitan ini, G20 akan memfokuskan pada aspek kritikal yang meliputi transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas, peningkatan kualitas sumber daya manusia pascapandemi COVID-19, dan keuangan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan inklusif.
Mengenai pemulihan yang berkelanjutan dan lebih kuat, terdapat urgensi bagi Indonesia untuk menemukan sumber pertumbuhan baru. Saat ini, kita masih bergantung pada komoditas mentah untuk mendukung pertumbuhan, sementara nilai tambah dan inovasi masih perlu ditingkatkan. Isu-isu tersebut telah menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa dekade. Pada saat yang sama, Indonesia memiliki bonus demografis. Namun, kita harus bekerja keras untuk memastikan sumber daya manusia kita tidak hanya berlimpah tetapi juga sehat, terdidik, produktif, dan bahagia.
Sementara itu, lanskap geografis Indonesia mengharuskan kita untuk memastikan konektivitas dan inklusivitas. Hal tersebut penting untuk memastikan tidak ada wilayah yang tertinggal dalam pembangunan. Konektivitas digital sangat penting untuk dipercepat guna memfasilitasi transformasi ekonomi lebih lanjut guna menghindari disrupsi teknologi yang tidak perlu. Melihat aspek-aspek tersebut, kunci yang harus terus dipertahankan Indonesia jelas merupakan reformasi komprehensif untuk memperkuat pemulihan ekonomi lebih lanjut dan meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang. Karena itu, fokus diskusi AIFED ke-10 kali ini yaitu pilar 4P: Product (Produk), People (Manusia), Place (Tempat), dan Policy (Kebijakan).
Pada P pertama, Produk, kita akan melihat potensi baru sumber daya pertumbuhan ekonomi Indonesia di dunia pascapandemi dan gerakan menuju ekonomi yang lebih hijau. Kami telah belajar dari pandemi bahwa dunia sekarang berada dalam fase normal baru dan ekonomi sedang direstrukturisasi, dengan inovasi dan teknologi berperan secara signifikan pada perubahan tersebut. Pada saat yang sama, kita juga melihat meningkatnya kesadaran publik akan ekonomi hijau dan transformasi perdagangan global. Untuk itu, kita perlu membahas formasi baru perekonomian Indonesia serta produk yang harus kita promosikan untuk menjawab tantangan tersebut.
Selanjutnya, People atau manusianya. Indonesia menikmati bonus demografi sebagai keuntungan utama. Namun, beberapa tantangan terkait kualitas sumber daya manusia dan pasar tenaga kerja tetap ada, yang mana hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan produktivitas negara ini. Memahami tantangan ini, pemerintah telah menaruh banyak perhatian pada investasi sumber daya manusia, seiring dengan investasi fisik yang juga telah menjadi fokus kami dalam beberapa tahun terakhir. Pada bagian AIFED ini, kami akan mengeksplorasi cara dalam memperkuat pasar tenaga kerja serta mengoptimalkan modal sosial di Indonesia.
AIFED ke-10 berfokus tidak hanya pada lingkup nasional tetapi juga pada aspek regional, dengan membahas “P” yang ketiga, yaitu Place atau Tempat. Kawasan produktif dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, merata, dan berkelanjutan penting untuk mendukung pertumbuhan nasional. Oleh karena itu, kita perlu mendorong pengembangan daerah yang lebih layak huni dan produktif. Dalam forum ini, kita akan membahas tren global pengembangan kota yang layak huni dan produktif serta kebijakan pengembangan berbasis kawasan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Terakhir, salah satu bagian terpenting dari forum ini adalah membahas “P” yang terakhir yaitu Policy atau Kebijakan, khususnya kebijakan fiskal. Pada kesempatan ini, pembahasan akan bergerak ke arah intervensi yang diperlukan oleh pemerintah untuk mendukung pengembangan sumber pertumbuhan baru. Juga, bagaimana pengaturan kebijakan juga harus beradaptasi dengan lingkungan global yang dinamis ini. “Pemerintah optimis terhadap pemulihan dan transformasi ekonomi kita. Dengan semangat dan optimisme itu, kami akan terus mendorong reformasi untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi perekonomian kita untuk lepas landas”, tutup Suahasil. (rud)