Isu Sustainable Finance Jadi Inisiatif Penting dalam Kerja Sama ASEAN.

Oleh rudya

Selasa, 14 Desember 2021

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Keuangan menyelenggarakan webinar Towards ASEAN Chairmanship 2023: Advancing the Concept of ASEAN Regionalism: Regional Value Chain and Connectivity, Recovery, and Collective Competitiveness sebagai sarana untuk mendiskusikan ide, gagasan, dan terobosan dari pemerintah, akademisi, dan para pemangku kepentingan lainnya jelang kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2023 mendatang. Indonesia akan memegang kepemimpinan pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) tahun 2023. Ini merupakan kali keempat kepemimpinan Indonesia di ASEAN setelah sebelumnya diemban pada tahun 1967, tahun 2003, dan tahun 2011. Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN perlu memastikan bahwa semua negara anggota mendapatkan manfaat dari kepemimpinan Indonesia pada tahun 2023.

“Tahun 2023 menjadi periode waktu yang penting untuk Indonesia karena di saat itu, Indonesia akan menyelesaikan Presidensi G20, kemudian melanjutkan kepemimpinan sebagai Ketua ASEAN dan ASEAN+3. Indonesia akan memainkan peran aktif dan signifikan dalam forum internasional” jelas Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia. Momentum ini perlu dimanfaatkan untuk menyusun agenda strategis pemulihan 2023 sebagai kelanjutan dari isu di 2022.

ASEAN memiliki visi bersama yang tertuang dalam ASEAN Community Vision 2025 yang meliputi (a) perekonomian yang terintegrasi tinggi dan cohesive, (b) ASEAN yang kompetitif, inovatif, dan dinamis, (c) konektivitas serta kerja sama antar sektor yang semakin kuat, (d) ASEAN yang tangguh, inklusif dan berorientasi masyarakat, serta berpusat pada masyarakat, dan (e) ASEAN yang global. Visi ini juga merupakan bentuk regionalisme atau integrasi kawasan yang melihat negara-negara anggota ASEAN sebagai satu kesatuan. Upaya mewujudkan konsep regionalisme di Kawasan ASEAN membutuhkan reformasi untuk mempercepat produktivitas dan daya saing. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN nanti memegang peran penting dalam memperjuangkan Kawasan ASEAN untuk pulih bersama dan lebih kuat pascapandemi dengan peningkatan konektivitas wilayah, value chain, dan daya saing kelompok.  

  Suahasil menekankan bahwa pada kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun 2023, Indonesia perlu meneruskan pembahasan agenda-agenda tradisional di ASEAN. Selain itu kita juga perlu mengembangkan inisiatif strategis baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi negara anggota ASEAN.

Tiga agenda penting yang menjadi topik pembahasan dalam webinar ini adalah pembiayaan berkelanjutan, ekonomi digital, dan sumber daya manusia. ASEAN bisa mengoptimalkan manfaat integrasi dan kerja sama regional dengan mengkapitalisasi trend global, seperti teknologi digital yang terus menerus memengaruhi produksi, perdagangan, jasa, dan investasi internasional. Dalam konteks ini, perlu diupayakan agar tidak ada negara ASEAN yang tertinggal. Masalah ketimpangan sumber daya manusia merupakan tantangan terbesar di kawasan ASEAN untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta produktivitas global. Investasi untuk sumber daya manusia perlu ditingkatkan untuk mencapai daya saing kelompok dan mempersiapkan masa depan. Untuk jangka menengah dan panjang, Indonesia dan ASEAN perlu memikirkan formulasi kebijakan terkait dengan perubahan iklim. Indonesia memiliki target-target yang sangat ambisius untuk isu perubahan iklim. Namun demikian, Indonesia perlu pula memperhitungkan berbagai dampak dari implementasi kebijakan untuk mencapai target tersebut. Indonesia juga harus memperhatikan kapasitas fiskal dalam penyusunan program dan kebijakan perubahan iklim. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjalin kerja sama dengan organisasi internasional, menarik investasi untuk pendanaan program transisi menuju ekonomi hijau, dan membawa isu sustainable finance sebagai inisiatif penting dalam kerja sama ASEAN.

Keketuaan ini akan menjadi ajang bagi Indonesia menunjukkan perannya dalam memimpin ASEAN mengatasi berbagai tantangan dan perkembangan isu-isu global, sekaligus membawa ASEAN melalui proses pemulihan ekonomi pascapandemi COVID. Indonesia bertekad untuk mengatasi tantangan global yang masih akan muncul dan mencari solusi terbaik, memastikan ASEAN tetap bergerak bersama dan saling mendukung sehingga dapat pulih dengan cepat dan lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Indonesia akan berupaya untuk mewujudkan konektivitas dan value chain yang solid dan berdaya saing secara kelompok serta dapat mengembangkan inisiatif yang memampukan ASEAN untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tren global dan memanfaatkannya untuk pengembangan ekonomi kawasan dan domestik. (rud)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment