Selasa, 15 Maret 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Pembatasan aktivitas karena pandemi Covid-19 yang telah berlangsung dua tahun mempercepat akselerasi digital pada berbagai sektor usaha dan menggeser pola konsumsi di masyarakat. Digitalisasi telah membantu dunia usaha melewati pandemi. Berbagai sektor yang memanfaatkan teknologi digital bertumbuh pesat.Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam diskusi kelompok terpumpun bertema “PersiapanPemerintah Indonesia dalam Menghadapi Era Metaverse Jaminan Keamanan Aset Digital (Crypto, Metaverse, dan NFT)”. Diskusi digelar di Gedung Juang ’45 Cikini, Jakarta, Senin (14/3).
“Dengan mempertimbangkan cepatnya perkembangan ekonomi digital dan signifikansi perane-commerce(niaga-el) terhadap pertumbuhan ekonomi digital, Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang menjadi kewenangannya. Hal ini memerlukan dukungan yang lebih luas melalui percepatan pembangunan prasyarat ekonomi digital di Indonesia. Dengan kata lain, dibutuhkan investasi untuk membangun kapasitas sumber daya manusiadigital, perluasan jangkauan infrastruktur digital, dan penciptaan ekosistem pendorong inovasi digital,”ungkap Wamendag Jerry.
Temuan riset dari Google dan Bain (2021) menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia akan mampu tumbuh 5-7 kali lipat pada 2030 dibandingkan pada 2021. Demikian pula sumbangannya terhadap pendapatan domestik bruto nasional yang juga bertumbuh dari hanya 4 persen pada 2020 menjadi 10—15 persen pada 2030. Pertumbuhan ekonomi digital ini juga didorong pertumbuhan pengguna internetdi Indonesia yang pada 2020 berjumlah 135 juta orang, menjadi 252 juta orang pada 2030. Jumlah yang setara dengan 86 persen dari populasi penduduk Indonesia. Dunia usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang merupakan penyumbang ekonomi terbesar juga diprediksi meningkat adopsi digitalnya.Pada2030, 41 persen dari total UMKM diperkirakan akan terdigitalisasi, dibandingkan pada 2020 yang baru mencapai 17 persen. Selain itu, digitalisasi juga turut mendorong produktivitas pada berbagai industri. Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia saat ini sebagian besar berasal dari niaga-el. Pada 2020, nilai gross merchandise value(GMV)niaga-el di Indonesia sebesar USD 35 miliar dan tumbuh52 persen menjadi USD 53 miliar pada 2021. Pertumbuhan ini diproyeksikan akan terus berlanjut hingga 2025 dengan nilai total mencapai USD 105 miliar. Sektor digital lainnya yang akan terus bertumbuh diantaranya adalah media daring, jasa transportasi dan pengantaran makanan, serta jasa perjalanan daring. Data ini juga didukung Bank Indonesia yang memproyeksikan pertumbuhan transaksi niaga-el pada 2022 akan naik 31,17 persen atau mencapai Rp 526 triliun dibanding pada 2021 yang sebesarRp 401 triliun.