Selasa, 22 Maret 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 25 Februari – 17 Maret 2022, pada Senin, 21 Maret 2022, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR016. Total volume pemesanan pembelian SR016 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 18,409 triliun.
Sukuk Ritel seri SR016 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2022 sebagai underlying assets.
Penerbitan SR016 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel pertama di tahun 2022. Selain itu, dengan mempertimbangkan yield SBN di pasar sekunder serta likuiditas di pasar yang cukup ample, SR016 ditawarkan dengan kupon terendah sepanjang sejarah penerbitan SBSN ritel tradable yaitu sebesar 4,95%. Walaupun tidak ada seri Sukuk Ritel yang jatuh tempo di awal tahun, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di SR016.
“Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan sepanjang masa penawaran SR016. Penjualan SR016 kali ini didukung dengan campaign dan kegiatan edukasi ke masyarakat dan edukasi langsung ke proyek- proyek penerima SBSN melalui berbagai kegiatan online dan optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel,” bunyi keterangan resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan.
SR016 menarik sebanyak 44.579 investor dari seluruh provinsi di Indonesia. Adapun beberapa catatan capaian keberhasilan penjualan SR016 sebagai berikut:
1) Kupon SR016 sebesar 4,95% merupakan yang terendah sepanjang sejarah penerbitan SBSN Ritel tradable, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya menurunkan yield dan menekan cost penerbitan SBN.
2) Rata-rata pemesanan SR016 sebesar Rp412,96 juta, terendah sepanjang penerbitan SBN Ritel tradable dengan platform e-SBN, sebagai dampak dari penurunan maksimum pemesanan menjadi Rp2 miliar per investor.
3) Generasi Y/Milenial yang membeli SR016 tercatat sebanyak 18.416 orang, atau 41,31% dari total investor, merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN Ritel tradable dengan platform e-SBN. Total pembelian oleh Generasi Y/Milenial sebesar Rp3,57 triliun, atau 19,41% dari total penjualan.
4) Generasi Z yang membeli SR016 sebanyak 586 investor (1,31% dari total investor), merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN Ritel tradable dengan platform e-SBN. Total pembelian oleh Generasi Z sebesar Rp149,52 miliar (0,81% dari total penjualan). Rata-rata pembelian oleh investor Generasi Z adalah sebesar Rp255,16 juta.
5) Jumlah investor yang membeli SR016 dengan nominal Rp1 juta sebanyak 3.008 investor atau 6,75% dari total investor). Proporsi terhadap total investor pada SR016 ini merupakan yang paling besar sepanjang penerbitan SBN Ritel dengan platform e-SBN.
6) Dari sisi profesi, investor Wiraswasta mencatat nominal pembelian terbesar yaitu Rp7,13 triliun (38,73% dari total penjualan), sedangkan investor Pegawai Swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 14.344 investor (32,18% dari total investor). Dominasi investor Wiraswasta dari sisi nominal pemesanan dan Pegawai Swasta dari sisi jumlah investor mengalami penurunan dibandingkan seri sebelumnya.
7) Partisipasi investor ASN/TNI/Polri pada SR016 adalah sebesar Rp927,94 miliar (5,04% dari total penjualan) dengan jumlah investor sebanyak 2.990 (6,71% dari total investor). Partisipasi investor ASN/TNI/Polri mengalami peningkatan dibandingkan seri SR014 dan SR015.
8) Nominal penjualan terbesar terjadi di provinsi DKI Jakarta, yaitu Rp6,81 triliun (36,99% dari total penjualan) dari 13.876 investor (31,13% dari total investor). Dominasi pemesanan dan investor dari DKI Jakarta pada SR016 relatif sama dengan seri-seri SBSN Ritel sebelumnya.
9) Porsi penjualan SR016 di Wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 1,06% dari total volume penjualan, dengan porsi investor sebanyak 0,93% dari total investor. Porsi penjualan dan jumlah investor dari wilayah Indonesia Timur terhadap total penjualan dan total investor pada SR016 merupakan yang paling tinggi sepanjang penerbitan SBSN Ritel dengan platform e-SBN. Di sisi lain, penjualan SR016 di Wilayah Indonesia Tengah mengalami sedikit penurunan dibandingkan seri sebelumnya.
10) Dalam penerbitan SR016, jumlah investor baru tercatat sebanyak 20.293 investor atau 45,52% dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp6,19 triliun (33,63% dari total penjualan).
“Penerbitan Instrumen SBN Ritel tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik serta memperluas basis investor, khususnya investor ritel. Hasil penerbitan SR016 ini menunjukkan besarnya minat investor pada SR016 di tengah kondisi pasar keuangan yang relatif masih belum stabil dan adanya trend kenaikan yield di pasar SBN domestik,” demikian Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. (udy)