Indonesia-Tunisia Sepakati Sebagian Besar Perundingan Barang

Oleh rudya

Senin, 30 Mei 2022

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM  – Indonesia dan Tunisia kembali melanjutkan perundingan Indonesia –Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) melalui pertemuan Intersesi ke-5 yang dilaksanakan secara hibrida pada 24—26 Mei 2022 di Tunis, Tunisia.Perundingan IT-PTA ini membahas dua isu utama, yaitu perdagangan barang dan ketentuan asal barang. Pada perundingan ini, kedua negara menyepakati dan menuntaskan pembahasan sebagian besar cakupan isu ketentuan asal barang.Pertemuan dibuka secara resmi oleh Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawidan Kepala Kabinet Kementerian Ekonomi Tunisia Khaled Ben Abdallah.

Pada perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha sedangkan delegasi Tunisia dipimpin Direktur KerjaSama dengan Negara-negara Arab dan Asia Kementerian Perdagangan Republik Tunisia Chedli May.Johni mengungkapkan, pada pertemuan intersesi ini, kedua pihak juga berpandangan untuk memasukkan konsep imbal dagang (counter trade) dalam kesepakatan PTA. Konsep ini sebagai alternatif mekanisme perdagangan bilateral yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha kedua belah pihak dalam kegiatan ekspor-impor mereka. “Jika disepakati, maka hal ini merupakan terobosan baru dalam kerangka kerjasama bilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia,” tandas Johni.

Johni melanjutkan, dalam perundingan perdagangan barang, kedua pihak menjajaki pembukaan akses pasar (penurunantarif) untuk produk potensial dan penting bagi masing-masing negara. Adapun produk potensial bagi Indonesia antara lain minyak sawit dan produk turunannya, minyak kelapa dan produk turunannya, tuna, furnitur, dan produk tekstil. Sedangkan produk potensial Tunisia, antara lain kurma, kepiting beku, minyak zaitun, dan produk pasta. Menurut Johni, perundingan berjalan sangat konstruktif.Kedua pihak optimis,proses perundingan akan segera diselesaikan dan diharapkan dapat ditandatangani padasemester II-2022.“Pemerintah melihat bahwa Tunisia merupakan salah satu negara strategis tujuan ekspor dan hub perdagangan dikawasan Afrika Utara/Arab Maghribi, Timur Tengah,dan Eropa, khususnya bagian selatan. Oleh karena itu,IT-PTA menjadi salah satu kerjasama perdagangan yang patut segera dituntaskan, khususnya dalam kerangka perluasan dan pembukaan akses pasar ekspor nontradisonal sebagai salah satu strategi menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor nasional,” terang Johni.

Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan kedua negara, ekspor Indonesia berpotensi meningkat 32,82 persen sedangkan ekspor Tunisia berpotensi meningkat 27,60 persen setahun setelah implementasi PTA. IT-PTA juga akan berdampak positif terhadap proses pemulihan perekonomian kedua negara pascapandemi Covid-19. Sejak diluncurkan pada 25 Juni 2018 di Tunis, kedua pihak telah melakukan tiga kali putaran perundingan dan lima kali pertemuan intersesi. Sebagian besar pertemuan dilaksanakan secara virtual karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Hal ini menunjukkan upaya serius keduapihak untuk mencapai target penyelesaian perundingan.“Kedua negara memiliki semangat yang sama untuk segera menyelesaikan perundingan IT-PTA. Oleh karena itu, kedua pihak dalam proses perundingan selalu berupaya untuk bersikap pragmatis dan fleksibel dalam mendorong tercapainya kesepakatan,” ujar Johni.Pada putaran perundingan,delegasiIndonesia diperkuat perwakilan sejumlah kementerian dan lembaga terkaitsepertiKementerian Luar Negeri, KementerianKeuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan,sertaKedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia.Sekilas Hubungan Dagang Indonesia-TunisiaMeskipun terjadiCovid-19, nilai perdagangan bilateral Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dan mencapai nilai tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhiryaitu 2016—2021.
Pada 2021, total perdagangan Indonesia–Tunisia mencapai USD 158,5 juta atau naik 88,25 persen dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar USD 84,2 juta.Pada 2021, ekspor Indonesia ke Tunisia tercatat sebesar USD 100,7 juta atau naik 89,52 persen dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar USD53,1 juta.Komoditas ekspor utama Indonesia ke Tunisia yaitu minyak sawit, kopra, kendaraan bermotor, benang filamen sintetis, dan barang berbahan kulit samak atau dari kulit komposisi. Sedangkan impor Indonesia dari Tunisia tercatat sebesar USD 57,8 juta atau meningkat 86,10 persendi bandingkan 2020 yang sebesar USD 31,1 juta. Komoditas impor utama Indonesia dari Tunisia yaitu kurma, crustacea, aluminium, peralatan listrik,dan pakaian jadi. (udy) 


Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment