Bank Dunia Nilai Ekonomi Indonesia Terkuat di Tengah Risiko Global

Oleh sukri

Kamis, 9 Juni 2022

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Bank Dunia dalam laporannya bertajuk Global Economic Prospect June 2022 menilai bahwa ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang paling kuat di tengah situasi risiko global saat ini.

“Perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi di tengah gejolak global yang terjadi,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Pacaribu di Jakarta, Rabu (8/6).

Penilaian Bank Dunia ditunjukkan melalui prediksinya terhadap ekonomi Indonesia yang akan berada di level 5,1% pada 2022 atau hanya turun 0,1% dari proyeksi sebelumnya.

Dalam laporan GEP June 2022, Bank Dunia menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia akan mendapat dorongan dari kenaikan harga komoditas.

Penurunan prediksi ekonomi Indonesia terjadi di tengah penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9%  pada tahun ini akibat eskalasi berbagai risiko.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi global itu turun 1,2% dari proyeksi sebelumnya pada Januari lalu akibat risiko global khususnya perang di Ukraina.

Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Dunia pun akhirnya terjadi secara luas di berbagai negara baik kelompok negara maju maupun berkembang.

Untuk zona Eropa mengalami revisi ke bawah sebanyak 1,7%  yaitu dari 4,2%  menjadi 2,5% dengan Rusia diperkirakan terkontraksi 8,9%  atau turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 11,3%.

Bahkan AS dan China turut mengalami penurunan proyeksi pertumbuhan masing-masing 1,2% dan 0,8%.

Sementara untuk kelompok negara berkembang seperti India, Meksiko dan Thailand juga mengalami penurunan proyeksi cukup signifikan yakni 1,2%, 1,3%  dan 1%.

Ekonomi Indonesia termasuk kuat karena prediksinya hanya turun 0,1% dari prediksi sebelumnya seiring kinerja ekonomi tahun ini terus menguat antara lain didukung situasi pandemi yang terkendali.

Febrio menyatakan pemerintah akan terus menjaga situasi agar tidak terjadi lonjakan pandemi agar kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi terus terjaga.

Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mendorong vaksinasi yang kini sudah mencapai 74,2% populasi untuk dosis pertama dan 62,1% untuk dosis lengkap.

Tak hanya itu, APBN juga akan terus diarahkan menjadi instrumen penting dalam merespon dinamika ekonomi termasuk menjadi peredam syok untuk memastikan terlindunginya daya beli masyarakat.

“Upaya itu dilakukan karena terdapat potensi krisis energi, pangan dan keuangan,” tegas Febrio. (sr)

 

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment